Thursday, September 08, 2016
Saturday, August 20, 2016
Di Jakarta, masih relevankah punya mobil pribadi?
Minggu ini, ada
event GIAAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show), pameran
otomotif terbesar di Indonesia, yang dihelat setahun sekali. Dulu,
Gaikindo selaku himpunan pabrikan otomotif bekerja sama dengan
Dyandra, mengadakan IIMS (Indonesia International Motor Show), tapi
per tahun lalu, Gaikindo mengadakan GIAAS sendiri. Lazimnya event
pameran mobil, juga ditawarkan promo-promo pembelian mobil yang
menarik. Tapi, seberapa relevankah punya mobil di Jakarta ini?
Tuesday, July 12, 2016
Teknologi yang membantu saat mudik 2016
Mudik, ritual
tahunan yang dilakukan di sekitar perayaan Iedul Fitri. Sebetulnya
bukan hanya pada saat Iedul Fitri saja sih, pada saat Natal dan tahun
baru pun, banyak orang yang mudik. Hanya saja, mudik saat Iedul Fitri
lebih banyak terekspos, karena melibatkan lebih banyak partisipan.
Mudik 2016, rencana
akan dilakukan pada H-2, harapannya, pada H-1 bisa ikut ziarah ke
makam bersama keluarga di desa, dan malamnya bisa ikut takbir
keliling. Tetapi, karena berita di H-3 mengenai kondisi jalur pantura
yang luar biasa parah, akhirnya diundur ke H-1.
Dan, sepertinya
keputusan itu tepat. Perjalanan H-1 Jakarta – Semarang, ditempuh 14
jam, termasuk istirahat, dan balik ke Jakarta pada H+4, total 12 jam
termasuk istirahat. Saya menyebutnya keputusan hal yang tepat, karena
dari berita, banyak yang menempuh lebih dari 24 jam, bahkan 3 hari,
untuk mencapai tujuan yang sama dengan saya.
Sunday, July 03, 2016
Service Charge: Tips yang dipaksakan
Kalau semisal sedang
makan di restoran, pernahkah memperhatikan struk pembayaran? Sekarang
sering kali ada satu item pembayaran di sana, yaitu service charge.
Sebetulnya, bukan sekarang saja sih, saya pertama kali ngeh mengenai
hal ini sekitar tahun 2007, saat makan di cafe di sekitar Sarinah.
Sepengetahuan saya,
Service Charge itu adalah istilah lain dari tips. Karena kalau itu
bukan tips, jadinya kok terasa ada yang aneh, restauran hanya menjual
makanan dan minuman, juga menyediakan tempat saja. Sedangkan jasa
para pekerja di sana (koki, waitress, cleaning service, dll), itu
semua berasal dari Service Charge.
Saturday, June 18, 2016
Mengurus sendiri STNK hilang? Siapa takut
Orang bilang, vespa adalah kendaraan anti tilang, maksudnya setiap ada razia, hampir dipastikan selalu diloloskan. Dan, berdasarkan pengalaman saya, beberapa kali saya melewati razia polisi, memang selalu tidak pernah diberhentikan. Entah kenapa.
Karena hal di atas, ditambah jarang ke mall, yang setiap keluar parkir mesti menunjukkan STNK, saya jadi tidak terlalu memperhatikan keberadaan STNK. Selalu yakin kalau surat kecil itu ada di dalam dompet saya. Ternyata, waktu membuka dompet, saat mencari KTP, baru saya ngeh, STNK saya tidak ada. Terbayang, ribetnya proses pengurusan :(
Malamnya, bertanya ke agen jasa pengurusan, dijawab, Rp 350.000, belum termasuk pajak kendaraan (memang sudah saatnya bayar pajak tahunan). Busyet! Tanya ke agen satu lagi, lebih murah sih, tapi tetap saja Rp 270.000, plus pajak. Ketidakrelaan mengeluarkan uang sebesar itu, membuat saya yakin untuk mengurus sendiri saja, dan ternyata mudah, tidak ribet, dan murah, selama syaratnya lengkap.
Oke, berikut kronologis pengurusan saya:
Karena hal di atas, ditambah jarang ke mall, yang setiap keluar parkir mesti menunjukkan STNK, saya jadi tidak terlalu memperhatikan keberadaan STNK. Selalu yakin kalau surat kecil itu ada di dalam dompet saya. Ternyata, waktu membuka dompet, saat mencari KTP, baru saya ngeh, STNK saya tidak ada. Terbayang, ribetnya proses pengurusan :(
Malamnya, bertanya ke agen jasa pengurusan, dijawab, Rp 350.000, belum termasuk pajak kendaraan (memang sudah saatnya bayar pajak tahunan). Busyet! Tanya ke agen satu lagi, lebih murah sih, tapi tetap saja Rp 270.000, plus pajak. Ketidakrelaan mengeluarkan uang sebesar itu, membuat saya yakin untuk mengurus sendiri saja, dan ternyata mudah, tidak ribet, dan murah, selama syaratnya lengkap.
Oke, berikut kronologis pengurusan saya:
Labels:
life
Location:
Bekasi, Bekasi, West Java, Indonesia
Tuesday, March 15, 2016
Dua keanehan di warung sate kambing Wahab
Berlokasi di Jl.
Imam Bonjol, Kota Tangerang, Wahab mengolah daging kambing menjadi
dua varian, sop, dan sate. Tidak seperti umumnya, sate disajikan ke
pembeli dalam keadaan sudah dilepaskan dari tusuknya, ditata di atas
piring, dan disiram kuah kacang.
Saya tidak tahu,
kenapa begitu, tetapi yang jelas, rasanya enak.
Keanehan yang lain,
warung ini buka, tidak pas makan siang, tetapi sekitar jam
2 siang, sampai habis. Jadi kalau ingin makan di sini, harap sarapannya dilebihkan, supaya bisa bertahan dua jam lebih lama dari waktu biasanya.
2 siang, sampai habis. Jadi kalau ingin makan di sini, harap sarapannya dilebihkan, supaya bisa bertahan dua jam lebih lama dari waktu biasanya.
Harganya cukup
murah, sop seharga Rp 20.000, dan sate seporsi Rp. 15.000, nasi
sepiring Rp 5.000 (?). Cukup mengenyangkan dan tidak boros di
kantong.
Untuk anda yang
ingin berkunjung di sini, berikut ini adalah
link dari google map yang saya save.
Selamat mencoba
Sunday, March 06, 2016
Apa orang Jakarta tidak tahu lezatnya petai cina ya?
Tanaman di bawah ini, sering ditemui sebagai peneduh jalan. Acapkali, berbuah, dan buahnya sering terlihat menghitam karena terlalu lama di pohon, tak ada yang ambil.
Di kampung saya Semarang sana, petai cina (biasanya disebut mlanding), adalah bahan baku masakan botok, emprok, atau malah dimakan mentah begitu saja, dengan campuran sambal kelapa.
Mantaaaap.
Monday, December 21, 2015
UBER, layanan “haram” tapi menarik dicoba
from google |
“Maaf Pak, tidak ada kembaliannya”
Bagi yang sering bepergian menggunakan taxi, dua kalimat di atas bisa jadi sering didengar, ya minimal untuk saya. Aktivitas bepergian yang lumayan sering, mengharuskan saya akrab dengan taxi, dan dua kalimat di atas, seringkali saya dengar.
Sebetulnya, saya yakin para sopir taxi mengatakan hal tersebut bukan secara sengaja, tetapi memang terpaksa. Siapa yang bisa mengira tarif akhir argonya pada saat kita turun? Atau karena tiba-tiba rute yang kita tempuh, menjadi sangat macet, yang berakibat argo berputar lebih cepat.
Dulu, setahu saya ada taxi yang menyediakan mesin EDC, sehingga kita bisa menggunakan kartu kredit untuk pembayaran, dan tidak ribet. Tapi sekarang, setiap kali naik taxi itu kok tidak pernah melihatnya lagi ya? Adapun di taxi merk lain, bisa menggunakan voucher. Masalahnya, kantor saya tidak bekerjasama dengan taxi merk tersebut, sehingga harus cash.
Baca juga: masih relevankah punya mobil di Jakarta?
Akhir-akhir ini, saya memilih menggunakan layanan Uber, jasa yang masih “haram” di Jakarta karena aturan perundangan, tetapi saya rasa cukup menguntungkan untuk saya. Kenapa saya bilang menguntungkan?
Friday, September 18, 2015
Porsche World Road Show 2015 Indonesia
Pintu gerbang Porsche Road Show 2015 |
Tanggal 11 hingga 20 September 2015, Porsche, salah satu
pabrikan super car di dunia, menggelar ajang Porsche world road show di
Indonesia. Di acara tersebut, semua peserta berkesempatan mencoba performance berbagai
varian Porsche, di semua medan, baik di sirkuit, hingga kemampuan off roadnya.
Dan, saya beruntung menjadi salah satu undangan untuk
melibas sirkuit Sentul dengan Porsche!
Rabu, 16 September 2015, pukul 08.00 WIB, acara dimulai
dengan registrasi ulang, sarapan, dan tepat pukul 09.00, acara pun dibuka. Dimulai
dengan speech dari instruktur, lalu peserta pun dibagi menjadi empat kelompok,
dengan masing-masing kelompok maksimal 10 peserta.
Thursday, July 16, 2015
Ngesti Pandowo, Pertunjukan Mengenang Masa Lalu
Adegan goro-goro |
Wednesday, May 06, 2015
Bekasi – Citarik dengan sepeda lipat
Sejak Januari 2015, saya bertekad untuk sebisa mungkin
menggunakan sepeda, kemana pun perginya. Kenapa? Alasannya akan saya tuliskan
lain kali, biar blog ini isinya banyak. Nah, April ini kebetulan ada rencana
outing kantor, yang bertempat di Citarik, Sukabumi. Sepertinya, bersepeda ke
sana, adalah ide yang bagus.
Outing yang bertempat di Arus Liar, Citarik ini, apabila
saya lihat dari google maps, jaraknya 170 an km dari rumah saya. Ditambah
dengan kontur yang pasti lebih banyak naiknya, (Citarik terletak 353 meter
dpl), membuat bersepeda ke sana menjadi opsi yang kurang tepat. Saya masih
ingin mengikuti acara outing kantor, dalam keadaan sehat. Akhirnya, opsi yang
paling tepat, diputuskan sepeda mix dengan naik kereta.
Karena akan naik kereta, sepeda yang akan saya pergunakan
adalah sepeda lipat Polygon B2W kuning 20”. KAI hanya memperbolehkan sepeda
lipat masuk gerbong, dan itu pun harus dalam keadaan terlipat!
Perjalanan dimulai pukul 10.00 WIB dari rumah di daerah
Pondok Kopi, Bekasi. Gowes sepeda sampai stasiun Tebet, dilanjutkan dengan KRL
jurusan Bogor.
Perjalanan Tebet – Bogor ditempuh sekitar satu jam, langsung
menuju stasiun Paledang yang terletak di seberang jalan dari Stasiun Bogor,
untuk mencetak tiket yang sudah dipesan secara online.
Tepat jam 1325 WIB, kereta berangkat.
Friday, November 07, 2014
Mengurus PBB Bekasi, dan aktivasi e-FIN NPWP Pajak Pribadi
Berhubung di kantor saya sekarang, cuti harus dihabiskan (alias tidak bisa diganti dengan uang), mau tidak mau terpaksa harus cuti, walau pun tidak ada acara yang sangat penting.
Bulan ini, ambil cuti sebanyak tiga hari, mulai dari Rabu, hingga Jumat. Masuk lagi bekerja, hari Senin. Setelah sekian lama berada di divisi sales, yang tidak memperbolehkan karyawan untuk cuti di akhir bulan, cuti di akhir bulan seperti ini, ini bisa jadi hal baru untuk saya.
Kesempatan cuti ini, saya pergunakan untuk mengurus dua hal, pertama adalah membayar PBB rumah yang sudah dua tahunnunggak belum terurus, dan, mengurus pendaftaran e-SPT, keduanya di Bekasi.
Bulan ini, ambil cuti sebanyak tiga hari, mulai dari Rabu, hingga Jumat. Masuk lagi bekerja, hari Senin. Setelah sekian lama berada di divisi sales, yang tidak memperbolehkan karyawan untuk cuti di akhir bulan, cuti di akhir bulan seperti ini, ini bisa jadi hal baru untuk saya.
Kesempatan cuti ini, saya pergunakan untuk mengurus dua hal, pertama adalah membayar PBB rumah yang sudah dua tahun
Thursday, January 16, 2014
Saat Chacha sakit
Sabtu, Minggu, dan Senin lalu, adalah hari yang membingungkan buat kami sekeluarga. Bukan karena hari itu Jakarta sedang hujan lebat, yang berakibat banjir, bukan! Tetapi, saat itu Chacha sedang sakit, yang terlihat, relatif lebih parah dibandingkan sakit-sakit sebelumnya.
Dimulai hari Rabu sebelumnya. Saya yang kebetulan sedang menghabiskan cuti, antar jemput Chacha ke sekolahnya di Kelapa Gading. Tepat pukul 11.00, saya sudah siap berada di gerbang sekolah, yang sedang hujan deras sekali. Setelah Chacha masuk ke mobil (tentu saja sambil mengenakan payung), kami pun pulang.
Sepanjang perjalanan, Chacha tertidur. Semua terlihat biasa saja.
Dimulai hari Rabu sebelumnya. Saya yang kebetulan sedang menghabiskan cuti, antar jemput Chacha ke sekolahnya di Kelapa Gading. Tepat pukul 11.00, saya sudah siap berada di gerbang sekolah, yang sedang hujan deras sekali. Setelah Chacha masuk ke mobil (tentu saja sambil mengenakan payung), kami pun pulang.
Sepanjang perjalanan, Chacha tertidur. Semua terlihat biasa saja.
Saturday, September 07, 2013
Michelin Pilot Experience, menguji adrenalin di Sirkuit Sepang
Mejeng dulu |
Oke,
lanjut ceritanya.
Sunday, August 25, 2013
Parangtritis, napak tilas setelah 16 tahun
Perbukitan di sisi timur pantai |
Pantai Parangtritis, terletak di Gunung Kidul, sekitar 32 km
selatan Yogyakarta. Gumuk pasirnya yang khas, yang katanya hanya satu di dunia,
membuat almarhum Chrisye, membuat video clip salah satu lagunya di sini, dengan
saya Teuku Firmansyah, sebagai bintangnya.
Bulan Agustus 2013, bertepatan dengan libur lebaran, saya
sempatkan mampir ke pantai ini. Ini, adalah kesempatan saya berkunjung, setelah
hampir 16 tahun. Terakhir kali saya ke pantai ini, saat perpisahan SMA, di
tahun 1996. Saya ajak serta keluarga saya ke sini, karena tidak mungkin kan,
saya tinggal mereka di Semarang seorang diri?
Wednesday, August 14, 2013
Salesman, jualan di antara tumpukan berkas
“Sudah minggu ke tiga,
kenapa penjualan baru 5%?”
“Itu anaknya Toko
Mandiri, kenapa malah kau pacarin?”
Itu tadi adalah sekelumit kalimat, yang biasa terdengar di telinga
para salesman, saat berada di kantor, terutama lagi, saat berada di dekat bos.
Yah, namanya juga salesman, pasti ujungnya, yang diobrolin adalah penjualan,
omzet, tagihan, program, dan lain sebagainya. Wajar, karena sales adalah jembatan
komunikasi antara kantor, dengan customer, dalam dua arah. Kebijakan dari
kantor untuk customer, maupun keluhan dan masukan customer ke kantor. Tetapi,
yang terutama yang pertama sih, yang ke dua, lebih ke arah handling objection.
Artinya, kalau ada customer mengeluh, salah satu fungsi salesman adalah memberikan
solusi pertama. Hal-hal ini yang kadang bisa menjadi friksi di internal kantor.
Sunday, July 28, 2013
Memotret dengan tablet?
Ada yang tidak tahu, gambar di sebelah ini namanya apa? Saya
yakin, 99,999999% pasti tahu, gambar di sebelah ini adalah smartphone tablet.
Bahkan mungkin tidak hanya tahu, tapi mungkin anda juga punya. Eit, bukan hanya
anda, tetapi saya juga punya lho. Hari gini gitu loch.
Tablet ini, sangat membantu dalam aktivitas harian, seperti
berkomunikasi via email, presentasi yang lebih simple (dulu kan harus pakai
laptop), editing data dan gambar, melihat video, main games,dan lain
sebagainya. Masih banyak lagi motif orang membeli tablet seperti ini, tentu
saja disesuaikan dengan kebutuhan tiap
individu. Bahkan, apabila ada orang yang membeli tablet hanya untuk lifestyle,
itu sah saja kok.
Monday, July 22, 2013
Warung Halal di Pattaya
Selain perkara sholat, perkara makan juga menjadi hal yang cukup rumit, bila berkunjung ke negara yang non muslim, seperti di sini. Meski, banyak sekali tempat makan yang menggiurkan, tetapi melihat banyak sekali tulisan pork, jadi serem juga. Lebih celaka lagi, 99.99999% tulisan, menggunakan huruf Thailand. Nah loh.
Di Pattaya, ada beberapa tempat makan, yang menggunakan tulisan huruf Arab. Ini wajar, mengingat banyak sekali turis dari wilayah Arab, yang berkunjung ke sini. Namun, masakan yang dijual juga, kebanyakan menu khas daerah sana, yang bagi saya, belum tentu cocok.
Akhirnya, mencari tempat makan yang halal, dan cocok di lidah, adalah petualangan tersendiri bagi saya.
Selama di Pattaya, saya menemukan dua tempat, yang menjual masakan halal, tetapi bukan berasal dari daerah Timur Tengah. Kenapa saya bilang halal? Karena sang penjual berani menuliskan label halal di plang warungnya. Bagi saya, itu merupakan jaminan. Dua warung tersebut, adalah sebagai berikut:
Friday, July 19, 2013
Masjid Salamatullah, Sri Racha, Conburi
Sebagai seorang muslim, bepergian ke Negara dengan mayoritas
penduduknya yang non muslim, menciptakan sebuah kendala tersendiri. Mulai dari
segi makanan, hingga pelaksanaan ibadah yang harus dilakukan, setidaknya lima
kali sehari. Seperti hari ini.
Meski di Pattaya terdapat lima buah masjid, tetapi letak
kantor saya yang terletak 30 menit dari Pattaya, cukup menyulitkan untuk menuju
ke sana. Lagi pula, ini adalah Jumat pertama saya di sini, di mana saya belum
terlalu hafal arah jalan. Harapan yang paling utama, adalah mencari masjid yang
terletak di dekat kantor. Dan, berdasarkan petunjuk aplikasi local, dari
android saya, ada masjid yang bernama Salamatullah, terletak hanya 15 menit,
atau 5,2 km dari kantor. Okelah, masjid ini akan menjadi tempat langganan saya
selama berada di sini.
Tuesday, July 09, 2013
Food Heaven in Batam
Sebagai seorang yang beristrikan orang Kepulauan Riau, saya sering sekali mendengar cerita tentang enaknya masakan khas daerah sana, terutama seafoodnya. Dari semua seafood, lebih spesifik lagi, adalah gong gong.
Sebentar, meski namanya gonggong, tetapi jangan khawatir, ini bukan binatang berkaki empat yang suka menjaga rumah dan kencing sembarangan itu, bukan. Tetapi ini adalah sejenis moluska alias binatang bercangkang, yang khas di daerah Kepri. Nama latinnya adalah Strombus turturella. Bentuknya mirip seperti bekicot, hanya di laut.
Pada saat berkesempatan berkunjung ke Batam, saya sempatkan cari makanan olahan gong gong, tetapi, susah sekali. Dua kali ke tempat berbeda, dua kali pula gagal. Alamak. Alasannya, selalu habis. Sedikit sekali stok binatang ini saya pikir. Setelah usaha yang ke tiga, akhirnya berhasil.
Sebentar, meski namanya gonggong, tetapi jangan khawatir, ini bukan binatang berkaki empat yang suka menjaga rumah dan kencing sembarangan itu, bukan. Tetapi ini adalah sejenis moluska alias binatang bercangkang, yang khas di daerah Kepri. Nama latinnya adalah Strombus turturella. Bentuknya mirip seperti bekicot, hanya di laut.
Pada saat berkesempatan berkunjung ke Batam, saya sempatkan cari makanan olahan gong gong, tetapi, susah sekali. Dua kali ke tempat berbeda, dua kali pula gagal. Alamak. Alasannya, selalu habis. Sedikit sekali stok binatang ini saya pikir. Setelah usaha yang ke tiga, akhirnya berhasil.
Subscribe to:
Posts (Atom)