Sunday, January 06, 2019

Berkunjung ke Ipoh, Kota Tahu dan White Coffee

Ada yeng pernah dengar kota Ipoh? Untuk yang sudah mendengar, ada yang sudah pernah kesana? Saya sendiri, tahu nama kota kecil ini juga karena ngobrol dengan teman saya orang Malaysia. Dia bilang,"Ipoh is famous for two things: tofu and beautiful lady. Maybe it's due to the water". Mirip dengan Bandung dong? Sesampai saya di Ipoh, ternyata Ipoh bukan hanya itu.


Naik bus dari Penang, sekitar 80 ribu rupiah lah ya, tiketnya. Perjalanan yang enak, karena jalannya lebar dan mulus, wuss. Ada dua pilihan terminal keberangkatan, kalau yang dekat bandara Penang, bisa dari Terminal Sungai Nibong, atau yang dari tengah kota, berangkat dari terminal Komtar. Tak perlu pusing booking tiketnya, cukup via website, waktu itu yang saya pergunakan easybook.com sih.
Cukup dua jam perjalanan, sampailah di Terminal Amanjaya, Ipoh. Terminal ini sepi, dua lantai, mirip seperti terminal Rawamangun. Dari sini, lanjut lagi naik bus kota, menuju terminal Medan Kidd, bus ini berangkat setiap 30 menit sekali, dan keberangkatan juga dari pintu yang sama, saat kita turun dari bus Penang, jadi jangan pergi jauh-jauh ya. Bedanya dengan bus Rapid Penang, di Ipoh ini, busnya mau kasih kembalian.
Pulang ke Penang dari Ipoh, naik dari Jl. Bendahara
 Ipoh, adalah kota yang termasuk ke dalam state Perak di Malaysia. Kotanya mirip dengan Penang, kota tua yang rapi, dan bersih, dan di kawasan kota tuanya, bisa ditemukan pula mural, yang bagus. Bedanya dengan Penang, kota ini tidak banyak turis, dan terkenal dengan white coffe nya, bukan cendul. Perak juga merupakan area berbukit kapur, jadi di kota ini, ada dua pabrik semen. Khusus di Ipoh, bukit kapurnya tidak di tambang, bahkan menjadi obyek wisata, karena banyaknya gua-gua.

Di kaki bukit, cocok dikunjungi penggemar kisah Sun Wo Kong

Siap menuju ke barat
Satu gua yang yang saya kunjungi ada Keh Lok Tong, letaknya 10 menit naik mobil dari Kelenteng Ling Seng Tong, hanya tidak ada angkutan umum yang kesana. Akhirnya, saya pesan grab, dan saya minta drivernya untuk tunggu saya sebentar. Sewaktu sopirnya tahu saya dari Indonesia, sopir grabnya berkata,"Suke dengan gue nampaknye. Saya lihat di youtube, banyak orang sakti di Indonesia ye?"
Iya kali Pak, saya mau bertapa jauh-jauh sampai ke Ipoh, di Gunung Kidul saja banyak.
Tidak perlu khawatir kalau di Ipoh, angkutan umum ada, meski kadang suka lama tunggu. Kalau ingin cepat, naiklah grab.
Menuju ke gua

Taman di belakang gua
 Di Ipoh ini, kebetulan saya bertemu dengan dua Tenaga Kerja Indonesia, yang sudah bertahun-tahun tinggal di Ipoh. Mereka bekerja, di kedai wedang tahu, satu dari Banyuwangi, satunya lagi dari Sumedang. Dari mereka, saya bisa mengerti perbedaan biaya hidup di Malaysia, dan di Indonesia.
Awalnya saya mengira, biaya hidup di Malaysia itu lebih tinggi, karena standar gajinya kan lebih tinggi daripada Indonesia, ternyata tidak. Dari mereka, saya baru ngeh, kalau Malaysia itu bisa lebih murah (ini tidak ngomongin harga barang mewah lho ya). Semisal, daging sapi, kalau di Indonesia fluktuasinya besar, bahkan saat mau hari raya, bisa di atas 120 ribuan per kg, di sana stabil  80 ribuan. Belanja sayur, dia biasa belanja 5 ringgit, untuk kebutuhan sayur mayur seminggu. 5 ringgit itu ya, setara dengan 18 ribuan. Lalu ayam, karena murah, untuk teman minum teh, kalau di sini kan, biasanya paling mendoan, atau biskuit, nah dia sering goreng ayam, untuk sekedar jadi cemilan saat minum teh.

Ini masakannya enak banget dah, top!

Wedang tahu yang paling ngehits di Ipoh, sayang tutup :(

Karena atas tutup, akhirnya kesini deh

Ini penampakannya

Ini mbak yang jualan, dari Banyuwangi dan Sumedang
Peringatan di hostel, nah lo, jangan macam-macam

Hal yang cukup mengejutkan juga untuk saya. Oh ya, sekedar info, hostel di Ipoh yang saya tempati, namanya Vloft, harganya juga murah, hanya 80 ribuan per malam. Seketika saya merasa senang dengan kota ini. Tapi sayang, dik Maybel sudah balik ke KL, jadi saya tidak tahu dia juga suka atau tidak :(
 


6 comments:

  1. Goanya bisa licin begitu ya lantainya, goa wisata banget. Kalau di Indonesia ayam goreng itu buat makan ya, kalau di sana ternyata untuk cemilan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu di bagian depan, memang di marmer mbak, goanya. Padahal itu free entrance, jadi kota Ipoh sepertinya punya anggaran khusus untuk itu

      Delete
  2. Pernah lewat Ipoh pas naik bus dari Penang ke KL, kelihatan bagus. Ada kepengenan kapan2 mau mampir, baru inget pas lihat postingan ini :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kotanya sepi, bersih, tapi kalau rasa makanan, hampir mirip dengan Medan. Apa karena deketan kali ya?

      Delete
  3. Apaaaah! 18 rebo buat semingguuuu!! Itu surganya emak2 wkwkkwkwkw

    Kotanya kaya kota di dearah dataran tinggi sini yg masih lengang gitu ya mas?

    Jadi pingin liburan agak lama di sana, keliatan tenang banget kotanya. Mana guanya cantik bangeeet... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, Kak. Kota Ipoh itu sepi, dan tenang. Ayo-ayo menyepi kesini, kebetulan banyak gua untuk semedi :)

      Delete