“Sudah minggu ke tiga,
kenapa penjualan baru 5%?”
“Itu anaknya Toko
Mandiri, kenapa malah kau pacarin?”
Itu tadi adalah sekelumit kalimat, yang biasa terdengar di telinga
para salesman, saat berada di kantor, terutama lagi, saat berada di dekat bos.
Yah, namanya juga salesman, pasti ujungnya, yang diobrolin adalah penjualan,
omzet, tagihan, program, dan lain sebagainya. Wajar, karena sales adalah jembatan
komunikasi antara kantor, dengan customer, dalam dua arah. Kebijakan dari
kantor untuk customer, maupun keluhan dan masukan customer ke kantor. Tetapi,
yang terutama yang pertama sih, yang ke dua, lebih ke arah handling objection.
Artinya, kalau ada customer mengeluh, salah satu fungsi salesman adalah memberikan
solusi pertama. Hal-hal ini yang kadang bisa menjadi friksi di internal kantor.
Tidak sengaja, ketemu gambar di sebelah dari google.
Kelihatannya, lucu, tetapi ya memang sepertinya itu yang sering terjadi. Banyak
orang menganggap, paling enak itu menjadi salesman. Kerjanya main-main saja,
entertaint, keluar kantor nongkrong di warkop, dan lainnya. Tapi betulkah itu?
Kalau betul, kenapa di gambar terakhir justru salesman malah tertidur di atas
tumpukan berkas dan di depan computer?
Bergelut di dunia sales, sejak tahun 2003, mulai dari salesman
obat, salesman consumer goods, hingga otomotif, membuat saya menarik satu
kesimpulan, sales itu fungsinya yang terutama satu, jual produk, dan jadi uang.
Karena kalau cuma buang stok, “tinggal dikirim saja ke pantai Ancol, beres”,
demikian kata satu teman saya. Meski begitu, ada banyak hal lain yang menjadi
tugas salesman, diantaranya adalah tugas administrasi, dan sepertinya,
mayoritas salesman sangat susah untuk melakukan hal yang satu ini. “Yang
penting kan jualan,” itu kata yang paling sering diucapkan. Sehingga, pekerjaan
administrasi justru menjadi momok bagi kebanyakan salesman.
Sebetulnya, kantor pun tahu mengenai hal itu. Tetapi kantor
menginginkan supaya salesman melakukan pekerjaan administrative, seperti plan
kunjungan, record kunjungan, dan update data base customer, tentu ada
maksudnya. Seperti diketahui, salesman adalah pekerjaan yang sangat dinamis.
Setiap hari bertemu banyak orang, mulai dari customer, hingga sesama salesman.
Jadi, pergantian salesman (dalam artian ganti area, atau malah ganti orang),
sangat mungkin terjadi. Nah, untuk mengatasi hal tersebut, database yang
lengkap, sangat penting. Suatu saat area tersebut berganti salesmannya, maka
pergantian akan smooth, cukup berikan setumpuk dokumen, dan bisa langsung
jalan. Andaikan, dokumen tidak lengkap, otomatis salesman yang baru akan mulai
dari awal lagi. Ini yang kadang tidak disadari oleh salesman.
kaskus |
Sampai di sini, supaya tidak terjadi kerepotan yang bisa
mengakibatkan pekerjaan salesman terganggu, maka sudah menjadi tugas manajemen
untuk membantu menyiapkan tools yang sederhana, tapi sudah bisa mengcover semua
data yang diperlukan.
Untuk anda yang bercita-cita menjadi salesman, setelah
membaca uraian di atas, masihkan tertarik menjadi salesman? Jujur nih, dulu
cita-cita saya ingin menjadi programmer, tapi entah bisa nyasar jadi salesman.
Terus, melihat semua uraian di atas, apakah saya menyesal tidak jadi
programmer? Ternyata, secara tidak sengaja, saya ketemu gambar di samping ini.
Sedih ya, lihatnya L
No comments:
Post a Comment