Wednesday, May 06, 2015

Bekasi – Citarik dengan sepeda lipat



Sejak Januari 2015, saya bertekad untuk sebisa mungkin menggunakan sepeda, kemana pun perginya. Kenapa? Alasannya akan saya tuliskan lain kali, biar blog ini isinya banyak. Nah, April ini kebetulan ada rencana outing kantor, yang bertempat di Citarik, Sukabumi. Sepertinya, bersepeda ke sana, adalah ide yang bagus.
Outing yang bertempat di Arus Liar, Citarik ini, apabila saya lihat dari google maps, jaraknya 170 an km dari rumah saya. Ditambah dengan kontur yang pasti lebih banyak naiknya, (Citarik terletak 353 meter dpl), membuat bersepeda ke sana menjadi opsi yang kurang tepat. Saya masih ingin mengikuti acara outing kantor, dalam keadaan sehat. Akhirnya, opsi yang paling tepat, diputuskan sepeda mix dengan naik kereta.
Karena akan naik kereta, sepeda yang akan saya pergunakan adalah sepeda lipat Polygon B2W kuning 20”. KAI hanya memperbolehkan sepeda lipat masuk gerbong, dan itu pun harus dalam keadaan terlipat!
Perjalanan dimulai pukul 10.00 WIB dari rumah di daerah Pondok Kopi, Bekasi. Gowes sepeda sampai stasiun Tebet, dilanjutkan dengan KRL jurusan Bogor.
Perjalanan Tebet – Bogor ditempuh sekitar satu jam, langsung menuju stasiun Paledang yang terletak di seberang jalan dari Stasiun Bogor, untuk mencetak tiket yang sudah dipesan secara online.
Tepat jam 1325 WIB, kereta berangkat.

(foto Gunung)
Sampai di stasiun Cibadak, pukul 3 sore. Buka lipatan sepeda, dan gowes menuju tujuan. (Di stasiun Cibadak, banyak bapak-bapak ojek yang memperhatikan, sepertinya mereka belum terlalu sering melihat sepeda lipat).
Dari google maps, jarak stasiun Cibadak – Arus Liar 26 km. Jarak yang masih bisa ditempuh dengan tersenyum. Tapi saya tidak mempersiapkan diri untuk satu hal, kontur dari stasiun Cibadak ke Arus Liar ternyata penuh dengan tanjakan dan turunan, bahkan seringkali amat curam!
Pantas saja, sepanjang jalan, banyak orang melihat saya dengan pandangan aneh.
Medan yang menantang, seringkali membuat saya hampir menyerah. Setiap saat melirik ke belakang, kalau ada mobil angkot hijau lewat, saya mau lipat sepeda dan naik angkot itu saja.
Tetapi ternyata gengsi saya lebih besar, meski seringkali harus menuntun sepeda, terutama di turunan yang curam (seli saya model city bike, dengan rem model V, riskan rasanya). Akhirnya sampai juga di Citarik, kurang lebih pukul 16.35 WIB! Lega rasanya.

Akhirnya kesampaian juga ke Arus Liar dengan sepeda, meski untuk itu, harus merelakan satu spoke belakang putus :(
Saat pulangnya, apakah saya naik sepeda lagi? Ah, sepertinya lebih masuk akal saya lipat sepeda, dan nebeng bareng mobil teman saya :D
Ke Citarik dengan Sepeda Lipat. Menantang? Iya. Mau lagi? Sepertinya tidak


No comments:

Post a Comment