Minggu ini, ada
event GIAAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show), pameran
otomotif terbesar di Indonesia, yang dihelat setahun sekali. Dulu,
Gaikindo selaku himpunan pabrikan otomotif bekerja sama dengan
Dyandra, mengadakan IIMS (Indonesia International Motor Show), tapi
per tahun lalu, Gaikindo mengadakan GIAAS sendiri. Lazimnya event
pameran mobil, juga ditawarkan promo-promo pembelian mobil yang
menarik. Tapi, seberapa relevankah punya mobil di Jakarta ini?
Saturday, August 20, 2016
Tuesday, July 12, 2016
Teknologi yang membantu saat mudik 2016
Mudik, ritual
tahunan yang dilakukan di sekitar perayaan Iedul Fitri. Sebetulnya
bukan hanya pada saat Iedul Fitri saja sih, pada saat Natal dan tahun
baru pun, banyak orang yang mudik. Hanya saja, mudik saat Iedul Fitri
lebih banyak terekspos, karena melibatkan lebih banyak partisipan.
Mudik 2016, rencana
akan dilakukan pada H-2, harapannya, pada H-1 bisa ikut ziarah ke
makam bersama keluarga di desa, dan malamnya bisa ikut takbir
keliling. Tetapi, karena berita di H-3 mengenai kondisi jalur pantura
yang luar biasa parah, akhirnya diundur ke H-1.
Dan, sepertinya
keputusan itu tepat. Perjalanan H-1 Jakarta – Semarang, ditempuh 14
jam, termasuk istirahat, dan balik ke Jakarta pada H+4, total 12 jam
termasuk istirahat. Saya menyebutnya keputusan hal yang tepat, karena
dari berita, banyak yang menempuh lebih dari 24 jam, bahkan 3 hari,
untuk mencapai tujuan yang sama dengan saya.
Sunday, July 03, 2016
Service Charge: Tips yang dipaksakan
Kalau semisal sedang
makan di restoran, pernahkah memperhatikan struk pembayaran? Sekarang
sering kali ada satu item pembayaran di sana, yaitu service charge.
Sebetulnya, bukan sekarang saja sih, saya pertama kali ngeh mengenai
hal ini sekitar tahun 2007, saat makan di cafe di sekitar Sarinah.
Sepengetahuan saya,
Service Charge itu adalah istilah lain dari tips. Karena kalau itu
bukan tips, jadinya kok terasa ada yang aneh, restauran hanya menjual
makanan dan minuman, juga menyediakan tempat saja. Sedangkan jasa
para pekerja di sana (koki, waitress, cleaning service, dll), itu
semua berasal dari Service Charge.
Saturday, June 18, 2016
Mengurus sendiri STNK hilang? Siapa takut
Orang bilang, vespa adalah kendaraan anti tilang, maksudnya setiap ada razia, hampir dipastikan selalu diloloskan. Dan, berdasarkan pengalaman saya, beberapa kali saya melewati razia polisi, memang selalu tidak pernah diberhentikan. Entah kenapa.
Karena hal di atas, ditambah jarang ke mall, yang setiap keluar parkir mesti menunjukkan STNK, saya jadi tidak terlalu memperhatikan keberadaan STNK. Selalu yakin kalau surat kecil itu ada di dalam dompet saya. Ternyata, waktu membuka dompet, saat mencari KTP, baru saya ngeh, STNK saya tidak ada. Terbayang, ribetnya proses pengurusan :(
Malamnya, bertanya ke agen jasa pengurusan, dijawab, Rp 350.000, belum termasuk pajak kendaraan (memang sudah saatnya bayar pajak tahunan). Busyet! Tanya ke agen satu lagi, lebih murah sih, tapi tetap saja Rp 270.000, plus pajak. Ketidakrelaan mengeluarkan uang sebesar itu, membuat saya yakin untuk mengurus sendiri saja, dan ternyata mudah, tidak ribet, dan murah, selama syaratnya lengkap.
Oke, berikut kronologis pengurusan saya:
Karena hal di atas, ditambah jarang ke mall, yang setiap keluar parkir mesti menunjukkan STNK, saya jadi tidak terlalu memperhatikan keberadaan STNK. Selalu yakin kalau surat kecil itu ada di dalam dompet saya. Ternyata, waktu membuka dompet, saat mencari KTP, baru saya ngeh, STNK saya tidak ada. Terbayang, ribetnya proses pengurusan :(
Malamnya, bertanya ke agen jasa pengurusan, dijawab, Rp 350.000, belum termasuk pajak kendaraan (memang sudah saatnya bayar pajak tahunan). Busyet! Tanya ke agen satu lagi, lebih murah sih, tapi tetap saja Rp 270.000, plus pajak. Ketidakrelaan mengeluarkan uang sebesar itu, membuat saya yakin untuk mengurus sendiri saja, dan ternyata mudah, tidak ribet, dan murah, selama syaratnya lengkap.
Oke, berikut kronologis pengurusan saya:
Labels:
life
Location:
Bekasi, Bekasi, West Java, Indonesia
Tuesday, March 15, 2016
Dua keanehan di warung sate kambing Wahab
Berlokasi di Jl.
Imam Bonjol, Kota Tangerang, Wahab mengolah daging kambing menjadi
dua varian, sop, dan sate. Tidak seperti umumnya, sate disajikan ke
pembeli dalam keadaan sudah dilepaskan dari tusuknya, ditata di atas
piring, dan disiram kuah kacang.
Saya tidak tahu,
kenapa begitu, tetapi yang jelas, rasanya enak.
Keanehan yang lain,
warung ini buka, tidak pas makan siang, tetapi sekitar jam
2 siang, sampai habis. Jadi kalau ingin makan di sini, harap sarapannya dilebihkan, supaya bisa bertahan dua jam lebih lama dari waktu biasanya.
2 siang, sampai habis. Jadi kalau ingin makan di sini, harap sarapannya dilebihkan, supaya bisa bertahan dua jam lebih lama dari waktu biasanya.
Harganya cukup
murah, sop seharga Rp 20.000, dan sate seporsi Rp. 15.000, nasi
sepiring Rp 5.000 (?). Cukup mengenyangkan dan tidak boros di
kantong.
Untuk anda yang
ingin berkunjung di sini, berikut ini adalah
link dari google map yang saya save.
Selamat mencoba
Sunday, March 06, 2016
Apa orang Jakarta tidak tahu lezatnya petai cina ya?
Tanaman di bawah ini, sering ditemui sebagai peneduh jalan. Acapkali, berbuah, dan buahnya sering terlihat menghitam karena terlalu lama di pohon, tak ada yang ambil.
Di kampung saya Semarang sana, petai cina (biasanya disebut mlanding), adalah bahan baku masakan botok, emprok, atau malah dimakan mentah begitu saja, dengan campuran sambal kelapa.
Mantaaaap.
Monday, December 21, 2015
UBER, layanan “haram” tapi menarik dicoba
from google |
“Maaf Pak, tidak ada kembaliannya”
Bagi yang sering bepergian menggunakan taxi, dua kalimat di atas bisa jadi sering didengar, ya minimal untuk saya. Aktivitas bepergian yang lumayan sering, mengharuskan saya akrab dengan taxi, dan dua kalimat di atas, seringkali saya dengar.
Sebetulnya, saya yakin para sopir taxi mengatakan hal tersebut bukan secara sengaja, tetapi memang terpaksa. Siapa yang bisa mengira tarif akhir argonya pada saat kita turun? Atau karena tiba-tiba rute yang kita tempuh, menjadi sangat macet, yang berakibat argo berputar lebih cepat.
Dulu, setahu saya ada taxi yang menyediakan mesin EDC, sehingga kita bisa menggunakan kartu kredit untuk pembayaran, dan tidak ribet. Tapi sekarang, setiap kali naik taxi itu kok tidak pernah melihatnya lagi ya? Adapun di taxi merk lain, bisa menggunakan voucher. Masalahnya, kantor saya tidak bekerjasama dengan taxi merk tersebut, sehingga harus cash.
Baca juga: masih relevankah punya mobil di Jakarta?
Akhir-akhir ini, saya memilih menggunakan layanan Uber, jasa yang masih “haram” di Jakarta karena aturan perundangan, tetapi saya rasa cukup menguntungkan untuk saya. Kenapa saya bilang menguntungkan?
Friday, September 18, 2015
Porsche World Road Show 2015 Indonesia
Pintu gerbang Porsche Road Show 2015 |
Tanggal 11 hingga 20 September 2015, Porsche, salah satu
pabrikan super car di dunia, menggelar ajang Porsche world road show di
Indonesia. Di acara tersebut, semua peserta berkesempatan mencoba performance berbagai
varian Porsche, di semua medan, baik di sirkuit, hingga kemampuan off roadnya.
Dan, saya beruntung menjadi salah satu undangan untuk
melibas sirkuit Sentul dengan Porsche!
Rabu, 16 September 2015, pukul 08.00 WIB, acara dimulai
dengan registrasi ulang, sarapan, dan tepat pukul 09.00, acara pun dibuka. Dimulai
dengan speech dari instruktur, lalu peserta pun dibagi menjadi empat kelompok,
dengan masing-masing kelompok maksimal 10 peserta.
Thursday, July 16, 2015
Ngesti Pandowo, Pertunjukan Mengenang Masa Lalu
Adegan goro-goro |
Wednesday, May 06, 2015
Bekasi – Citarik dengan sepeda lipat
Sejak Januari 2015, saya bertekad untuk sebisa mungkin
menggunakan sepeda, kemana pun perginya. Kenapa? Alasannya akan saya tuliskan
lain kali, biar blog ini isinya banyak. Nah, April ini kebetulan ada rencana
outing kantor, yang bertempat di Citarik, Sukabumi. Sepertinya, bersepeda ke
sana, adalah ide yang bagus.
Outing yang bertempat di Arus Liar, Citarik ini, apabila
saya lihat dari google maps, jaraknya 170 an km dari rumah saya. Ditambah
dengan kontur yang pasti lebih banyak naiknya, (Citarik terletak 353 meter
dpl), membuat bersepeda ke sana menjadi opsi yang kurang tepat. Saya masih
ingin mengikuti acara outing kantor, dalam keadaan sehat. Akhirnya, opsi yang
paling tepat, diputuskan sepeda mix dengan naik kereta.
Karena akan naik kereta, sepeda yang akan saya pergunakan
adalah sepeda lipat Polygon B2W kuning 20”. KAI hanya memperbolehkan sepeda
lipat masuk gerbong, dan itu pun harus dalam keadaan terlipat!
Perjalanan dimulai pukul 10.00 WIB dari rumah di daerah
Pondok Kopi, Bekasi. Gowes sepeda sampai stasiun Tebet, dilanjutkan dengan KRL
jurusan Bogor.
Perjalanan Tebet – Bogor ditempuh sekitar satu jam, langsung
menuju stasiun Paledang yang terletak di seberang jalan dari Stasiun Bogor,
untuk mencetak tiket yang sudah dipesan secara online.
Tepat jam 1325 WIB, kereta berangkat.
Friday, November 07, 2014
Mengurus PBB Bekasi, dan aktivasi e-FIN NPWP Pajak Pribadi
Berhubung di kantor saya sekarang, cuti harus dihabiskan (alias tidak bisa diganti dengan uang), mau tidak mau terpaksa harus cuti, walau pun tidak ada acara yang sangat penting.
Bulan ini, ambil cuti sebanyak tiga hari, mulai dari Rabu, hingga Jumat. Masuk lagi bekerja, hari Senin. Setelah sekian lama berada di divisi sales, yang tidak memperbolehkan karyawan untuk cuti di akhir bulan, cuti di akhir bulan seperti ini, ini bisa jadi hal baru untuk saya.
Kesempatan cuti ini, saya pergunakan untuk mengurus dua hal, pertama adalah membayar PBB rumah yang sudah dua tahunnunggak belum terurus, dan, mengurus pendaftaran e-SPT, keduanya di Bekasi.
Bulan ini, ambil cuti sebanyak tiga hari, mulai dari Rabu, hingga Jumat. Masuk lagi bekerja, hari Senin. Setelah sekian lama berada di divisi sales, yang tidak memperbolehkan karyawan untuk cuti di akhir bulan, cuti di akhir bulan seperti ini, ini bisa jadi hal baru untuk saya.
Kesempatan cuti ini, saya pergunakan untuk mengurus dua hal, pertama adalah membayar PBB rumah yang sudah dua tahun
Thursday, January 16, 2014
Saat Chacha sakit
Sabtu, Minggu, dan Senin lalu, adalah hari yang membingungkan buat kami sekeluarga. Bukan karena hari itu Jakarta sedang hujan lebat, yang berakibat banjir, bukan! Tetapi, saat itu Chacha sedang sakit, yang terlihat, relatif lebih parah dibandingkan sakit-sakit sebelumnya.
Dimulai hari Rabu sebelumnya. Saya yang kebetulan sedang menghabiskan cuti, antar jemput Chacha ke sekolahnya di Kelapa Gading. Tepat pukul 11.00, saya sudah siap berada di gerbang sekolah, yang sedang hujan deras sekali. Setelah Chacha masuk ke mobil (tentu saja sambil mengenakan payung), kami pun pulang.
Sepanjang perjalanan, Chacha tertidur. Semua terlihat biasa saja.
Dimulai hari Rabu sebelumnya. Saya yang kebetulan sedang menghabiskan cuti, antar jemput Chacha ke sekolahnya di Kelapa Gading. Tepat pukul 11.00, saya sudah siap berada di gerbang sekolah, yang sedang hujan deras sekali. Setelah Chacha masuk ke mobil (tentu saja sambil mengenakan payung), kami pun pulang.
Sepanjang perjalanan, Chacha tertidur. Semua terlihat biasa saja.
Subscribe to:
Posts (Atom)