Thursday, January 16, 2014

Saat Chacha sakit

Sabtu, Minggu, dan Senin lalu, adalah hari yang membingungkan buat kami sekeluarga. Bukan karena hari itu Jakarta sedang hujan lebat, yang berakibat banjir, bukan! Tetapi, saat itu Chacha sedang sakit, yang terlihat, relatif lebih parah dibandingkan sakit-sakit sebelumnya.
Dimulai hari Rabu sebelumnya. Saya yang kebetulan sedang menghabiskan cuti, antar jemput Chacha ke sekolahnya di Kelapa Gading. Tepat pukul 11.00, saya sudah siap berada di gerbang sekolah, yang sedang hujan deras sekali. Setelah Chacha masuk ke mobil (tentu saja sambil mengenakan payung), kami pun pulang.
Sepanjang perjalanan, Chacha tertidur. Semua terlihat biasa saja.

Masalah terjadi, pukul 3 sore, ketika Chacha terbangung, dia menangis dan mengatakan sakit, sambil menunjuk ke dahi kirinya. Saya pikir biasa saja, makanya tidak terlalu saya perhatikan. Menjelang malam, badannya mulai panas, dan batuk. Akhirnya, Tempra pun ambil bagian.
Sampai hari Jumat malam, panasnya tidak juga reda, malah batuknya semakin menjadi saat malam. Akhirnya kami putuskan, membawa Chacha ke dokter esok harinya.
Sabtu sore, kami ke Hermina Jatinegara. Setelah diperiksa dokter dan cek darah, hasilnya trombosit hanya 166! Mendekati nilai batas normal bawah 150. Dokter pun menyarankan untuk opname, dikarenakan akan diobservasi virus apa yang menyerang, dikhawatirkan demam dengue. Setelah diskusi dengan istri, kami memutuskan untuk ajak Chacha pulang dulu, besok tes darah lagi. Apabila hasilnya sama, baru kami akan menginapkan Chacha di RS.
Besoknya, kami ke Hermina Jatinegara lagi, dan langsung cek darah. Ternyata trombositnya makin turun, tinggal 153. Detik itu juga, saya memutuskan Chacha menginap di RS, tetapi istri menyarakan konsul ke dokter dulu, supaya jelas apa penyebabnya.
Karena dokter yang kemarin hari ini tidak praktek, akhirnya kami ke dokter yang lain, sambil membawa hasil lab itu. Diterangkan, ini tidak apa, karena meskipun turun, tetapi tidak terlalu besar turunnya. Disarankan, besok cek darah saja lagi, sambil diberi tambahan obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Senin pagi, saya ajak Chacha ke Hermina lagi, namun ternyata lokasi sekitar Hermina sedang banjir (Kampung Melayu dan sekitarnya). Kami tidak bisa mendekati lokasi Hermina. Akhirnya, kami putar arah, ke Hermina Bekasi.
Sampai di Hermina Bekasi jam 9 pagi, langsung cek darah. Dikarenakan dokter yang kemarin tidak praktik di sini, akhirnya ganti dokter lagi. Hasil tes sekarang, menunjukan trombositnya naik sedikit, yaitu 159 (lumayan tenanglah, sekarang).
Dokter yang menangani saat ini, adalah dr Bagdadidji. Beliau adalah salah seorang dokter anak senior di Hermina Bekasi. Dulu, sewaktu saya masih menjadi medical representative, sekitar tahun 2004-2005, beberapa kali saya prospek ke beliau. Beliau mengatakan, ini tidak apa. Trombosit rendah, karena Hemanya juga rendah.
Kami disarankan membawa pulang Chacha, dan diobservasi saja, apabila sepanjang hari itu panasnya mencapai lebih dari 37 Celcius, maka malamnya harus konsul lagi.
Baiklah, Chacha pulang lagi, meski sebetulnya kami sudah siap dengan peralatan apabila memang terpaksa harus menginap.
Alhamdulillah, sampai malamnya, panas Chacha normal, meski masih batuk-batuk. Dan hingga hari ini (Rabu), Chacha batuknya sudah berkurang, dan tidak panas lagi.
Sampai sekarang, saya tidak tahu apa pasti penyebab trombosit Chacha turun, dan itu bukanlah persoalan lagi. Yang paling penting, Chacha sudah bisa bermain lagi

No comments:

Post a Comment