Sejak Januari 2015, saya bertekad untuk sebisa mungkin
menggunakan sepeda, kemana pun perginya. Kenapa? Alasannya akan saya tuliskan
lain kali, biar blog ini isinya banyak. Nah, April ini kebetulan ada rencana
outing kantor, yang bertempat di Citarik, Sukabumi. Sepertinya, bersepeda ke
sana, adalah ide yang bagus.
Outing yang bertempat di Arus Liar, Citarik ini, apabila
saya lihat dari google maps, jaraknya 170 an km dari rumah saya. Ditambah
dengan kontur yang pasti lebih banyak naiknya, (Citarik terletak 353 meter
dpl), membuat bersepeda ke sana menjadi opsi yang kurang tepat. Saya masih
ingin mengikuti acara outing kantor, dalam keadaan sehat. Akhirnya, opsi yang
paling tepat, diputuskan sepeda mix dengan naik kereta.
Karena akan naik kereta, sepeda yang akan saya pergunakan
adalah sepeda lipat Polygon B2W kuning 20”. KAI hanya memperbolehkan sepeda
lipat masuk gerbong, dan itu pun harus dalam keadaan terlipat!
Perjalanan dimulai pukul 10.00 WIB dari rumah di daerah
Pondok Kopi, Bekasi. Gowes sepeda sampai stasiun Tebet, dilanjutkan dengan KRL
jurusan Bogor.
Perjalanan Tebet – Bogor ditempuh sekitar satu jam, langsung
menuju stasiun Paledang yang terletak di seberang jalan dari Stasiun Bogor,
untuk mencetak tiket yang sudah dipesan secara online.
(foto Gunung)
Sampai di stasiun Cibadak, pukul 3 sore. Buka lipatan
sepeda, dan gowes menuju tujuan. (Di stasiun Cibadak, banyak bapak-bapak ojek
yang memperhatikan, sepertinya mereka belum terlalu sering melihat sepeda
lipat).
Dari google maps, jarak stasiun Cibadak – Arus Liar 26 km.
Jarak yang masih bisa ditempuh dengan tersenyum. Tapi saya tidak mempersiapkan
diri untuk satu hal, kontur dari stasiun Cibadak ke Arus Liar ternyata penuh
dengan tanjakan dan turunan, bahkan seringkali amat curam!
Pantas saja, sepanjang jalan, banyak orang melihat saya
dengan pandangan aneh.
Medan yang menantang, seringkali membuat saya hampir
menyerah. Setiap saat melirik ke belakang, kalau ada mobil angkot hijau lewat,
saya mau lipat sepeda dan naik angkot itu saja.
Tetapi ternyata gengsi saya lebih besar, meski seringkali
harus menuntun sepeda, terutama di turunan yang curam (seli saya model city
bike, dengan rem model V, riskan rasanya). Akhirnya sampai juga di Citarik,
kurang lebih pukul 16.35 WIB! Lega rasanya.
Akhirnya kesampaian juga ke Arus Liar dengan sepeda, meski
untuk itu, harus merelakan satu spoke belakang putus :(
Saat pulangnya, apakah saya naik sepeda lagi? Ah, sepertinya
lebih masuk akal saya lipat sepeda, dan nebeng bareng mobil teman saya :D
Ke Citarik dengan Sepeda Lipat. Menantang? Iya. Mau lagi?
Sepertinya tidak
No comments:
Post a Comment