Minggu ini, ada
event GIAAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show), pameran
otomotif terbesar di Indonesia, yang dihelat setahun sekali. Dulu,
Gaikindo selaku himpunan pabrikan otomotif bekerja sama dengan
Dyandra, mengadakan IIMS (Indonesia International Motor Show), tapi
per tahun lalu, Gaikindo mengadakan GIAAS sendiri. Lazimnya event
pameran mobil, juga ditawarkan promo-promo pembelian mobil yang
menarik. Tapi, seberapa relevankah punya mobil di Jakarta ini?
Setiap tahun, event
ini berhasil menjual ribuan unit kendaraan (GIIAS 2015 = 17 ribu unit). Bisa jadi, orang
menunggu event mobil tahunan ini untuk membeli mobil, sama seperti
saya menunggu lebaran untuk beli baju baru, atau WARKOP DKI dulu,
menunggu lebaran dan tahun baru untuk release film baru.
Baca juga: Mobil saya hilang :(
Baca juga: Mobil saya hilang :(
Hari
minggu lalu, kebetulan mobil di rumah dipinjam saudara, akhirnya saya
mengantar Chaca dan Fiya pergi nge gym di Kota Kasablanka,
menggunakan Uber. Waktu berangkat mendapatkan Suzuki Ertiga, dan
pulangnya mendapatkan Xenia. Total biaya yang dibayarkan Rp. 100.000
(berangkat 56.000, pulang 44.000). Murah
banget kan?
Saya bilang murah, karena kalau saya pergi pakai mobil sendiri, untuk
parkir saja minimal keluar Rp. 20.000, belum bensin, belum cicilan
mobil. :(
Secara matematis begini:
Dari perhitungan di atas, setiap hari saya punya biaya tetap 213 ribuan! Bandingkan dengan seratus ribuan yang saya bayarkan ke Uber. Bisa jadi total yang saya bayarkan, akan lebih murah, karena tidak setiap hari saya pakai mobil. Biaya Uber, saya anggap rata-rata tetap 100 ribuan, karena selama ini, aktivitas pemakaian kendaraan setiap kali jalan, tidak lebih dari 40 km PP.
Tapi
kan, kalau punya mobil sendiri, kalau sudah lunas tidak perlu
cicilan?
Betul itu. Hanya perlu diingat, waktu beli mobil perlu uang DP, dan
biaya asuransi (tabel di atas, asuransi sudah saya bayar lunas
dimuka). Kalau pun setelah lunas mobil saya jual, saya hanya akan
mendapatkan uang muka plus asuransi tersebut ditambah sedikit
kelebihan. Tidak sesuai dengan total biaya harian.
Tapi
kan, kalau punya mobil sendiri, mau kemana-mana lebih praktis, tidak
perlu repot-repot.
Itu juga betul. Hanya saya rasakan, semakin kesini, dengan semakin
banyak penawaran taxi online dan taxi beneran, kita lebih cepat cari
kendaraan. Mau pagi, malam, bahkan dini hari pun (saya sering pesan
kalau pas ke bandara), selalu tersedia, dengan masa tunggu yang
cepat.
Kalau ke luar kota, masa pakai taxi juga?
Ini benar. Kemudahan ini bisa kita dapatkan di Jakarta. Keluar dari
itu, akan sulit. Tapi ada solusi, yaitu sewa mobil, kalau pas keluar
kota dengan keluarga. Biaya sewa MPV per 24 jam sekarang sekitar 600
ribuan, jadi kalau semisal kita pergi ke luar kota 3 hari saja,
anggarkan budget 1,8 juta. Plus bensin, parkir, dan tol, semisal
habis 2,5 jutaan. Hei, masalahnya berapa kali per tahun kita pergi
keluar kota bersama keluarga?
Tapi kan, kalau naik taxi atau taxi online, kita tidak bisa naik
SUV premium setiap saat?
Nah,inilah menurut saya memang tidak bisa diberikan oleh penyedia
jasa transportasi umum, pride. Pride is expensive
Berdasar pemikiran di atas, saya sampai pada sebuah kesimpulan, untuk
warga yang tinggal di Jakarta dan urban sekitarnya, mempunyai mobil
pribadi sudah bukan hal yang relevan lagi. Lebih baik, hitung dengan
matang untung ruginya, baru memutuskan perlu atau tidaknya punya
mobil. Karena selain hal di atas, satu hal lagi yang cukup menguras
pikiran dan mental adalah masalah kemacetan. Dengan naik taxi, kita
bisa tidur, bercanda dengan anak, dan sebagainya sebelum sampai di
tujuan.
Saya telah memakai Uber dkk sejak jual mobil tahun lalu. Hidup rasanya bebas stres dan tentu saja saya hitung pengeluaran lebih sedikir dibandingkan memelihara mobil. Saya sependapat dengan Anda, hidup di Jakarta tak perlu beli mobil, sewa saja.
ReplyDeleteBetul sekali, Pak. Seringkali, fixed cost itu biayanya jauh lebih besar dari variable cost. Pantas saja perusahaan banyak yang mengurangi aset dan menggantinya dengan menyewa ke vendor
Deletenice
ReplyDeleteGood...
Delete