Showing posts with label life. Show all posts
Showing posts with label life. Show all posts

Tuesday, March 15, 2016

Dua keanehan di warung sate kambing Wahab


Sop bening, seporsi sate, dan nasi hangat plus taburan acar

Pernah makan sate kambing? Bisa jadi, 99,9% warga Indonesia, pernah merasakannya, kecuali yang vegetarian sejak lahir. Pada umumnya, sate disajikan berupa potongan daging yang ditusuk dengan batang bambu, atau lidi, atau besi, dan dipanggang di atas bara api. Lalu, apakah potongan daging yang dipanggang masih bisa disebut sate? Menurut Haji Wahab, masih!
Berlokasi di Jl. Imam Bonjol, Kota Tangerang, Wahab mengolah daging kambing menjadi dua varian, sop, dan sate. Tidak seperti umumnya, sate disajikan ke pembeli dalam keadaan sudah dilepaskan dari tusuknya, ditata di atas piring, dan disiram kuah kacang.

Saya tidak tahu, kenapa begitu, tetapi yang jelas, rasanya enak.
Keanehan yang lain, warung ini buka, tidak pas makan siang, tetapi sekitar jam
2 siang, sampai habis. Jadi kalau ingin makan di sini, harap sarapannya dilebihkan, supaya bisa bertahan dua jam lebih lama dari waktu biasanya.
Harganya cukup murah, sop seharga Rp 20.000, dan sate seporsi Rp. 15.000, nasi sepiring Rp 5.000 (?). Cukup mengenyangkan dan tidak boros di kantong.
Untuk anda yang ingin berkunjung di sini, berikut ini adalah link dari google map yang saya save.

Selamat mencoba

Monday, December 21, 2015

UBER, layanan “haram” tapi menarik dicoba

from google
“Maaf Pak, tidak ada uang pas?”
“Maaf Pak, tidak ada kembaliannya”

Bagi yang sering bepergian menggunakan taxi, dua kalimat di atas bisa jadi sering didengar, ya minimal untuk saya. Aktivitas bepergian yang lumayan sering, mengharuskan saya akrab dengan taxi, dan dua kalimat di atas, seringkali saya dengar.
Sebetulnya, saya yakin para sopir taxi mengatakan hal tersebut bukan secara sengaja, tetapi memang terpaksa. Siapa yang bisa mengira tarif akhir argonya pada saat kita turun? Atau karena tiba-tiba rute yang kita tempuh, menjadi sangat macet, yang berakibat argo berputar lebih cepat.
Dulu, setahu saya ada taxi yang menyediakan mesin EDC, sehingga kita bisa menggunakan kartu kredit untuk pembayaran, dan tidak ribet. Tapi sekarang, setiap kali naik taxi itu kok tidak pernah melihatnya lagi ya? Adapun di taxi merk lain, bisa menggunakan voucher. Masalahnya, kantor saya tidak bekerjasama dengan taxi merk tersebut, sehingga harus cash.
Baca juga:  masih relevankah punya mobil di Jakarta?
Akhir-akhir ini, saya memilih menggunakan layanan Uber, jasa yang masih “haram” di Jakarta karena aturan perundangan, tetapi saya rasa cukup menguntungkan untuk saya. Kenapa saya bilang menguntungkan?

Friday, September 18, 2015

Porsche World Road Show 2015 Indonesia



Pintu gerbang Porsche Road Show 2015

Tanggal 11 hingga 20 September 2015, Porsche, salah satu pabrikan super car di dunia, menggelar ajang Porsche world road show di Indonesia. Di acara tersebut, semua peserta berkesempatan mencoba performance berbagai varian Porsche, di semua medan, baik di sirkuit, hingga kemampuan off roadnya.
Dan, saya beruntung menjadi salah satu undangan untuk melibas sirkuit Sentul dengan Porsche!
Rabu, 16 September 2015, pukul 08.00 WIB, acara dimulai dengan registrasi ulang, sarapan, dan tepat pukul 09.00, acara pun dibuka. Dimulai dengan speech dari instruktur, lalu peserta pun dibagi menjadi empat kelompok, dengan masing-masing kelompok maksimal 10 peserta.

Thursday, July 16, 2015

Ngesti Pandowo, Pertunjukan Mengenang Masa Lalu

Adegan goro-goro
Tahun 1985 – 1989, hari Minggu pagi, bukanlah hari yang bebas untuk bermain, seperti layaknya anak SD pada umumnya, karena, saat itu saya harus berlatih menari di Wayang Orang Ngesti Pandowo. Saat itu, lokasinya masih di kompleks GRIS, di jalan Pemuda. Untuk yang belum tahu, kompleks GRIS adalah salah satu kompleks bersejarah di Semarang. Di kompleks tersebut, ada bioskop GRIS, di sebelah timur laut, Gedung Wayang Orang di tengah, dan soto GRIS di sebelah barat daya. Bangunan tersebut, sekarang sudah berubah menjadi Mall Paragon. Bangunan aslinya sudah tidak berbekas.

Wednesday, May 06, 2015

Bekasi – Citarik dengan sepeda lipat



Sejak Januari 2015, saya bertekad untuk sebisa mungkin menggunakan sepeda, kemana pun perginya. Kenapa? Alasannya akan saya tuliskan lain kali, biar blog ini isinya banyak. Nah, April ini kebetulan ada rencana outing kantor, yang bertempat di Citarik, Sukabumi. Sepertinya, bersepeda ke sana, adalah ide yang bagus.
Outing yang bertempat di Arus Liar, Citarik ini, apabila saya lihat dari google maps, jaraknya 170 an km dari rumah saya. Ditambah dengan kontur yang pasti lebih banyak naiknya, (Citarik terletak 353 meter dpl), membuat bersepeda ke sana menjadi opsi yang kurang tepat. Saya masih ingin mengikuti acara outing kantor, dalam keadaan sehat. Akhirnya, opsi yang paling tepat, diputuskan sepeda mix dengan naik kereta.
Karena akan naik kereta, sepeda yang akan saya pergunakan adalah sepeda lipat Polygon B2W kuning 20”. KAI hanya memperbolehkan sepeda lipat masuk gerbong, dan itu pun harus dalam keadaan terlipat!
Perjalanan dimulai pukul 10.00 WIB dari rumah di daerah Pondok Kopi, Bekasi. Gowes sepeda sampai stasiun Tebet, dilanjutkan dengan KRL jurusan Bogor.
Perjalanan Tebet – Bogor ditempuh sekitar satu jam, langsung menuju stasiun Paledang yang terletak di seberang jalan dari Stasiun Bogor, untuk mencetak tiket yang sudah dipesan secara online.
Tepat jam 1325 WIB, kereta berangkat.

Thursday, January 16, 2014

Saat Chacha sakit

Sabtu, Minggu, dan Senin lalu, adalah hari yang membingungkan buat kami sekeluarga. Bukan karena hari itu Jakarta sedang hujan lebat, yang berakibat banjir, bukan! Tetapi, saat itu Chacha sedang sakit, yang terlihat, relatif lebih parah dibandingkan sakit-sakit sebelumnya.
Dimulai hari Rabu sebelumnya. Saya yang kebetulan sedang menghabiskan cuti, antar jemput Chacha ke sekolahnya di Kelapa Gading. Tepat pukul 11.00, saya sudah siap berada di gerbang sekolah, yang sedang hujan deras sekali. Setelah Chacha masuk ke mobil (tentu saja sambil mengenakan payung), kami pun pulang.
Sepanjang perjalanan, Chacha tertidur. Semua terlihat biasa saja.

Saturday, September 07, 2013

Michelin Pilot Experience, menguji adrenalin di Sirkuit Sepang

Mejeng dulu
Akhir minggu ini, selama dua hari, kebetulan saya mendapatkan undangan dari Michelin, untuk mengikuti Michelin Pilot Experience, di Sepang. Nama Michelin, bisa jadi tidak terlalu asing untuk sebagian besar masyarakat, tetapi belum familiar. Wajar, karena Michelin baru mulai intens di pasar Indonesia, sejak dua tahun terakhir ini. Sedangkan Michelin Pilot Experience sendiri adalah, salah satu program dari Michelin, yang memberi kesempatan kepada komunitas di Indonesia, untuk merasakan langsung performa dari ban Michelin, di sirkuit Sepang, dengan menggunakan mobil balap Formula Renault. Kenapa Renault? Karena dulu, sebelum single supplier di ajang Moto GP, Michelin bekerja sama dengan Renault.
Oke, lanjut ceritanya.

Wednesday, August 14, 2013

Salesman, jualan di antara tumpukan berkas

Google
“Berapa estimasi penjualan bulan ini?”
“Sudah minggu ke tiga, kenapa penjualan baru 5%?”
“Itu anaknya Toko Mandiri, kenapa malah kau pacarin?”
Itu tadi adalah sekelumit kalimat, yang biasa terdengar di telinga para salesman, saat berada di kantor, terutama lagi, saat berada di dekat bos. Yah, namanya juga salesman, pasti ujungnya, yang diobrolin adalah penjualan, omzet, tagihan, program, dan lain sebagainya. Wajar, karena sales adalah jembatan komunikasi antara kantor, dengan customer, dalam dua arah. Kebijakan dari kantor untuk customer, maupun keluhan dan masukan customer ke kantor. Tetapi, yang terutama yang pertama sih, yang ke dua, lebih ke arah handling objection. Artinya, kalau ada customer mengeluh, salah satu fungsi salesman adalah memberikan solusi pertama. Hal-hal ini yang kadang bisa menjadi friksi di internal kantor.

Monday, June 17, 2013

Cukup selembar tissue, sekali makan

Ada yang pernah tahu, gambar di samping ini apa? Bukan, ini bukan pispot, tempat orang sakit pipis, tetapi ini adalah tempat tisu. Tempat tisu seperti ini, sangat banyak dijumpai di warung warung makan. Mulai dari warteg, sampai ke warung padang.
Pemilik warung, menyediakan tissue di meja, sebagai bentuk servis kepada tamu, sehingga, tamu merasa lebih praktis. Jika di bibirnya ada kotoran bekas minyak/remah makanan, cukup menyekanya dengan tissue, bukan dengan tangan, lengan baju, lidah, atau malah dengan bibir temannya.
Yang jadi permasalahan adalah, dengan stok tissue yang berlimpah, orang cenderung menghamburkannya. Yang seharusnya bisa dengan sepotong kecil, sekarang mesti dua tiga gulungan telapak tangan, untuk membersihkan. Bahkan, ada satu gejala lain yang cukup sering terjadi, bahkan, piring, sendok pun, sekarang mesti diseka dulu sebelum dipergunakan. Semakin boros lagi dah.

Friday, June 14, 2013

Tiga Kebiasaan Baik, yang Mulai Hilang

Perkembangan teknologi, membawa banyak sekali perubahan, mulai dari yang haram jadah, sampai berbau sajadah, ada semua. Amazing...
Banyak kebiasaan atau hal, yang mulai tergantikan akibat perkembangan teknologi ini. Maka, jangan sampai heran, apabila kelak, kita disebut gaptek atau norak oleh anak cucu, hanya karena kita tidak mengetahui perkembangan yang ada.
Saya mencatat, ada banyak hal yang baik, yang sekarang mulai tergeser. Berikut, saya tulis tiga diantaranya:


indiamart.com
1. Sapu tangan
Semua pasti tahu bentuk dan fungsi sapu tangan, tapi kalau ditanya, siapa yang masih membawa sapu tangan? Saya yakin, sebagian besar tidak membawanya. Apalagi kok membawa, saya yakin, kalau suruh beli, pasti juga bingung, toko mana yang jual. Sekarang, orang lebih suka bawa tissue basah, karena kalau tissue kering, sudah pasti disediakan di tempat makan, tinggal pakai. Satu hal yang orang mungkin lupa, tissue terbuat dari pohon. Semakin banyak kita menggunakan tissue, maka semakin banyak pohon yang ditebang. Jadi, hal paling sederhana yang bisa kita lakukan untuk menjaga lingkungan adalah, kurangi pemakaian tissue, dan bawalah sapu tangan.

Sunday, June 09, 2013

Dogtag, ID yang selalu melekat di diri kita

Saya yakin, semua orang mempunyai ID card, entah itu KTP, SIM, atau sekarang kartu Jamkesmas (buat warga DKI Jakarta). Bahkan, meski sudah punya itu semua, kalau kita bekerja, kantor masih tetap merasa perlu untuk membekali pegawainya dengan ID pegawai.
Meski sudah punya itu semua, buat saya, masih ada yg kurang satu, yaitu dogtag. Dogtag ini, artinya bukan tag yang dipakai oleh anjing, bukan! Tetapi kalung dengan ID kita yang terukir di bandulnya/pendant.
Dogtag

Kenapa menurut saya perlu?

Saturday, December 31, 2011

Tahun Baru dan maling mobil

__________________________
image
Sekarang tanggal 31 Desember 2011, hari terakhir di bulan terakhir setiap tahun. Biasanya sih, hari ini ditunggu dengan antusias oleh seluruh pekerja Indonesia, tetapi tahun ini antusiasmenya berkurang. Soalnya, pas jatuh di hari Sabtu, akibatnya hari libur yang harusnya nambah, jadi tetap. Apes dah

Biasanya juga nih, setiap akhir tahun begini, pasti saya sejak sore dah siap muter2 kota, monas, mangga besar, thamrin, dan sekitarnya. Cuma tahun ini terpaksa tidak. Gara-gara ulah profesi manusia yang bernama maling mobil.

Jadi, ceritanya begini, tanggal 11 Desember lalu, mobil yang tersimpan rapi di garasi, hilang. Kondisi pagar pagi itu, sudah terbuka lebar. Tidak mungkin kan, itu mobil tiba2 lumer kena air hujan terus serpihannya hanyut masuk ke comberan. Soalnya terakhir di cek, itu mobil masih terbuat dari besi, bukan dari terigu. Lebih celaka lagi, di dalam itu mobil banyak barang yg lain, salah satunya kunci rumah saudara yg lagi di perbaiki. Apes lagi

Monday, January 11, 2010

Mimpi jadi Artis

Suatu sore, sewaktu saya sedang berjalan di jakarta pusat, tiba-tiba ada seorang ibu yang menyapa dari belakang. "Mas, Mas... Numpang nanya dong."
Sekejap, saya kaget, karena tidak biasanya saya disapa ibu-ibu, dan saat itu juga, saya sedang melamun.
"Iya, ada apa Ibu?"
"Mas, tahu tidak kantornya Multivision?"
"Oh, itu iya, saya tahu Bu. Memang ada apa ya?"
"Tempatnya di mana Mas? Saya mau masukin surat nih, kesana."
"Oh..."

Saturday, January 01, 2005

Child Memory

Ilustrasi dari Google
Selamat tahun baru semuanya.... Ujan terus ya, sekarang tiap malem. Aku jadi kangen masa-masa waktu kecil, kalo ujan, lari ujan-ujanan sambil telanjang... Asyik kayaknya... Tapi kalau sekarang aku begitu , bisa-bisa cewek di RT ku insomnia semua nih... Duh, pengeeenn banget :'(

Thursday, November 18, 2004

The Quest for Sahur

Menjadi perantauan di negeri sendiri, memang mengasyikan. Terlebih lagi, bila banyak teman satu suku di rantau, wow, sangat indah sekali. Itu pula yang saya rasakan selama berada di Jakarta. Rasanya, seperti di kampung sendiri.
Betapa tidak, mau makan, tinggal ke warteg.
"Yu, sego karo endhog dadar ya. Ngombene es tawar," tinggal ngomong gitu, langsung aja yang jual tanggap.
Kalau pas malem-malem buta kelaparan, tinggal nyetop bakul mie tek tek, terus transaksi dah, "Mas, mie godhog siji. Sing pedhes ya. Nganu, kol karo timunne ditambahi radha akeh!"
Belum di tempat kerja, bahasa daerah saya telah menjadi bahasa resmi kedua di kantor saya setelah bahasa Indonesia dan before English.

Tuesday, November 09, 2004

Mister Universe 2004



Sorry ya... Baru up date. Abis saya lupa id saya.. Happy Ied Fithri ya...

Sunday, April 04, 2004

Salah sangka

Sunday, April 04, 2004

Dear Blogger, pernah nggak sih, ngerasa curiga sama orang, tetapi yakin kalau kecurigaan itu emang benar-benar bakal terjadi?
Aku pernah. Ceritanya begini:
Senin (29/4) pukul 05.45 WIB kemarin, aku mau pergi ke tempat temenku di Cempaka Putih. Celakanya, dari Senen, bukannya naik bus yang lewat Cempaka Mas, justru malah naik jurusan Tanjung Priok. Dari sinilah kecurigaan itu mulai.
Tepat selepas melintasi rel kereta, naik seorang pemuda. Bodynya sih, biasa aja, tapi tampangnya serem banget. Di bus yang cuman keisi 6 orang itu, dia duduk dua kursi di depanku. Anggapanku kalau dia itu preman, makin nyata kala kondektur minta duit. Atu-atunya penumpang yg kagak dimintai duit Cuma dia seorang.
Suddenly, he spotted me. My heart speed must be around 500 bpm (beep per minute) that time. Plus, he moved toward me. Wow, I was shuddering. Dia buka percakapan dgn aku:
He : “Mau ke Priok, Mas?”
Me : :”Oh, kagak. Aku mau ke Cempaka Putih..”
Dia diam saja, sambil matanya itu, terus menatapku. Kontan, fikiranku melayang ke banyak kisah TKW dalam koran kriminal.
“Wah, jangan-jangan dia ini sindikat preman yang suka nyelundupin orang ke luar negeri. Kalau benar gitu, bisa gawat nih.”
“Bisa jadi, aku saat ini mau digendam. Kalau udah kena, aku bakalan di perkosa, dirampas barang-barangku, terus diselundupin ke Malaysia nih..”
“Ah, mana mungkin. Aku kan cowok, mana mungkin dia mau perkosa aku?”
“Lho, mungkin aja. Kali aja dia terkena sindrom Robot Gedhek?”
“Iya ya…”
“Jelas iya. Abis diperkosa, barang-barangmu bakalan diambil, buat dijual di Pasar Senen, terus lu dibius dan diselundupin deh ke Malaysia!!”
Waaaaaaaa……..
Tiba-tiba aja, setelah lewat Galur, dia ngomong:
He :“Ini tidak lewat Cempaka Putih. Tapi ke Priok!”
Balas saya tidak mau kalah (Still shuddering)
Me : “Ochh, saiyach maaaau mammpirr duluh keh Timah.”
Begitu nyampe perempatan Timah, untung lampu traffic menyala merah. Langsung aku lompat turun dari bus. Duh, slamet..
Tapi kini, aku nyesel juga. Jangan-jangan dia bukan preman, dia cuman pengen ngobrol. Jangan-jangan, dia cuman pengen cari temen. Jangan-jangan, jangan-jangan…
Buat Mas yang ngerasa, (kali aja mbaca), siapa pun anda, sorry ya.
Buat yang lain, duh, berprasangka jelek itu tidak baik ya…