Mejeng dulu |
Oke,
lanjut ceritanya.
Setelah
sampai di KLIA, acara hari pertama, adalah acara bebas, dan istirahat.
Persiapan untuk acara hari esoknya. Kebetulan karena peserta diinapkan di hotel
Intercontinental Kuala Lumpur, yang hanya berjarak 5 menit jalan kaki ke Menara
Petronas, rasanya tidak lengkap kalau tidak berfoto dengan Twin Tower sebagai
backgroundnya.
Kamis
(7/9/2013) pagi, semua peserta diberangkatkan ke sirkuit Sepang. Sirkuit ini,
terletak di Sabah, sekitar 60 menit perjalanan dengan mobil melalui highway.
Karena ini adalah kesempatan pertama saya untuk berkunjung ke Sepang, tentu
saja persiapan maksimal telah saya lakukan, yaitu charge bateri kamera sampai
full.
Setelah
acara pembukaan, segera kita berganti baju dengan baju balap beneran, yang
menurut instrukturnya, baju ini mempunyai tiga lapisan, dan juga fireproof. Meski
baju ini berlapis tiga, tetapi sangat ringan, dan tidak terasa gerah. Udara
yang panas, hanya membuat sedikit berkeringat, berbeda apabila kita memakai
jaket parasut di cuaca terik,
pasti keringat mengucur dengan derasnya.
Ganti Baju |
Sebelum
mencoba mengendarai mobil formula Renault ini, pertama kali peserta dikenalkan
dengan panel yang ada di mobil, dan cara mengendalikannya. Untuk men start
mobil ini pertama kali, RPM harus berada di angka 3000. Dengan mesin yang hanya
berjarak sekitar 50 cm dari kemudi, bisa terbayang suaranya. Oh ya, satu lagi.
Berbeda dengan mobil biasa, mobil ini semuanya manual, tidak ada yang matic.
Perbedaan yang lain adalah, apabila ingin gear up, kita tidak perlu injak
clutch, cukup lepaskan pedal gas, langsung tarik, dari gigi 1 sampai 6. Kopling
hanya berguna, pada saat kita ingin menurunkan gigi.
Briefing singkat |
Sesi
berkendara pun tiba. Peserta diberi kesempatan untuk mencoba mobil ini,
secepat-cepatnya, kita mampu. Di depan mobil kita, ada safety car, berupa
Porche GT3. Kalau kita cepat, mobil itu pun laju, tapi jika lambat, mobil itu
pun akan menyesuaikan. Bagaimana pun juga, safety tetap diutamakan di sini.
Mobil ini, dihidupkan dengan dua cara, didorong, atau diberi arus aki dari
luar. Setelah hidup, yang ada di pikiran saya cuma satu, bagaimana cara
menyalip safety car yang ada di depan. Secara ini mobil formula, dan yang di
depan hanyalah mobil sport biasa. Tetapi akhirnya saya sadar, mobil bukan
segalanya, terbukti, mendekati 10 meter pun saya tidak bisa.
Akhir
acara, kita diberi kesempatan untuk mengetahui lebih jauh tentang teknologi
Michelin. Saya baru tahu, kalau ternyata Michelin itu yang menemukan teknologi
Radial, dan ban yang ramah lingkungan, jauh sebelum merk lain berbicara
mengenai hal itu. Selain itu, performanya telah teruji di banyak kompetisi otomotif
dunia, terutama di Le Mans, yang telah menjadi juara sebanyak 15 kali, hingga
tahun 2012. Dan untuk harga, selisihnya ternyata tidak terlalu significant
dengan merk yang lain di pasaran Indonesia.
Besoknya,
kita semua kembali ke Indonesia, dengan rasa yang puas, karena telah menjajal
ketangguhan ban Michelin, mobil balap formula, dan berkendara di sirkuit
sungguhan. Once in a lifetime experience
No comments:
Post a Comment