Wednesday, August 14, 2013

Salesman, jualan di antara tumpukan berkas

Google
“Berapa estimasi penjualan bulan ini?”
“Sudah minggu ke tiga, kenapa penjualan baru 5%?”
“Itu anaknya Toko Mandiri, kenapa malah kau pacarin?”
Itu tadi adalah sekelumit kalimat, yang biasa terdengar di telinga para salesman, saat berada di kantor, terutama lagi, saat berada di dekat bos. Yah, namanya juga salesman, pasti ujungnya, yang diobrolin adalah penjualan, omzet, tagihan, program, dan lain sebagainya. Wajar, karena sales adalah jembatan komunikasi antara kantor, dengan customer, dalam dua arah. Kebijakan dari kantor untuk customer, maupun keluhan dan masukan customer ke kantor. Tetapi, yang terutama yang pertama sih, yang ke dua, lebih ke arah handling objection. Artinya, kalau ada customer mengeluh, salah satu fungsi salesman adalah memberikan solusi pertama. Hal-hal ini yang kadang bisa menjadi friksi di internal kantor.


Tidak sengaja, ketemu gambar di sebelah dari google. Kelihatannya, lucu, tetapi ya memang sepertinya itu yang sering terjadi. Banyak orang menganggap, paling enak itu menjadi salesman. Kerjanya main-main saja, entertaint, keluar kantor nongkrong di warkop, dan lainnya. Tapi betulkah itu? Kalau betul, kenapa di gambar terakhir justru salesman malah tertidur di atas tumpukan berkas dan di depan computer?
Bergelut di dunia sales, sejak tahun 2003, mulai dari salesman obat, salesman consumer goods, hingga otomotif, membuat saya menarik satu kesimpulan, sales itu fungsinya yang terutama satu, jual produk, dan jadi uang. Karena kalau cuma buang stok, “tinggal dikirim saja ke pantai Ancol, beres”, demikian kata satu teman saya. Meski begitu, ada banyak hal lain yang menjadi tugas salesman, diantaranya adalah tugas administrasi, dan sepertinya, mayoritas salesman sangat susah untuk melakukan hal yang satu ini. “Yang penting kan jualan,” itu kata yang paling sering diucapkan. Sehingga, pekerjaan administrasi justru menjadi momok bagi kebanyakan salesman.
Sebetulnya, kantor pun tahu mengenai hal itu. Tetapi kantor menginginkan supaya salesman melakukan pekerjaan administrative, seperti plan kunjungan, record kunjungan, dan update data base customer, tentu ada maksudnya. Seperti diketahui, salesman adalah pekerjaan yang sangat dinamis. Setiap hari bertemu banyak orang, mulai dari customer, hingga sesama salesman. Jadi, pergantian salesman (dalam artian ganti area, atau malah ganti orang), sangat mungkin terjadi. Nah, untuk mengatasi hal tersebut, database yang lengkap, sangat penting. Suatu saat area tersebut berganti salesmannya, maka pergantian akan smooth, cukup berikan setumpuk dokumen, dan bisa langsung jalan. Andaikan, dokumen tidak lengkap, otomatis salesman yang baru akan mulai dari awal lagi. Ini yang kadang tidak disadari oleh salesman.
kaskus
Sampai di sini, supaya tidak terjadi kerepotan yang bisa mengakibatkan pekerjaan salesman terganggu, maka sudah menjadi tugas manajemen untuk membantu menyiapkan tools yang sederhana, tapi sudah bisa mengcover semua data yang diperlukan.
Untuk anda yang bercita-cita menjadi salesman, setelah membaca uraian di atas, masihkan tertarik menjadi salesman? Jujur nih, dulu cita-cita saya ingin menjadi programmer, tapi entah bisa nyasar jadi salesman. Terus, melihat semua uraian di atas, apakah saya menyesal tidak jadi programmer? Ternyata, secara tidak sengaja, saya ketemu gambar di samping ini. Sedih ya, lihatnya L


No comments:

Post a Comment