Wednesday, October 05, 2016

Gawai saat berada dekat anak



Sering kali disebutkan, gawai itu alat yang mendekatkan yang jauh, dan menjauhkan orang yang dekat. Mungkin bisa jadi itu benar. Tapi, bagaimana dengan anak? Apakah gawai juga bisa menjauhkan kita, para orang tua, dengan anak? Kalau ada yang bertanya, pasti jawaban kita adalah tidak, tetapi sering kali sifat kita menunjukkan sebaliknya.
Sebagai warga Metropolitan, di mana suami dan istri sama-sama bekerja, anak-anak setiap harinya praktis hanya di sekolah, dan rumah saja. Kalau di rumah, mereka hanya bersama dengan asisten rumah tangga, dan ibu mertua, nenek mereka. Itu sebabnya, setiap weekend, agenda rutin adalah mengajak mereka berjalan kesana kemari (ya tapi paling sering sih memang ke mall).

Thursday, September 08, 2016

Poligami? Emang berani?



Poligami, alias beristri lebih dari satu, adalah candaan yang sering kali keluar pada saat bapak-bapak berkumpul. Meski belum tentu berani untuk benar-benar melakukannya, tetap saja candaan itu akan selalu keluar. Dan, saya punya satu teman, yang sepertinya benar-benar berhasrat untuk berpoligami.

Saturday, August 20, 2016

Di Jakarta, masih relevankah punya mobil pribadi?

Minggu ini, ada event GIAAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show), pameran otomotif terbesar di Indonesia, yang dihelat setahun sekali. Dulu, Gaikindo selaku himpunan pabrikan otomotif bekerja sama dengan Dyandra, mengadakan IIMS (Indonesia International Motor Show), tapi per tahun lalu, Gaikindo mengadakan GIAAS sendiri. Lazimnya event pameran mobil, juga ditawarkan promo-promo pembelian mobil yang menarik. Tapi, seberapa relevankah punya mobil di Jakarta ini?

Tuesday, July 12, 2016

Teknologi yang membantu saat mudik 2016


Mudik, ritual tahunan yang dilakukan di sekitar perayaan Iedul Fitri. Sebetulnya bukan hanya pada saat Iedul Fitri saja sih, pada saat Natal dan tahun baru pun, banyak orang yang mudik. Hanya saja, mudik saat Iedul Fitri lebih banyak terekspos, karena melibatkan lebih banyak partisipan.
Mudik 2016, rencana akan dilakukan pada H-2, harapannya, pada H-1 bisa ikut ziarah ke makam bersama keluarga di desa, dan malamnya bisa ikut takbir keliling. Tetapi, karena berita di H-3 mengenai kondisi jalur pantura yang luar biasa parah, akhirnya diundur ke H-1.
Dan, sepertinya keputusan itu tepat. Perjalanan H-1 Jakarta – Semarang, ditempuh 14 jam, termasuk istirahat, dan balik ke Jakarta pada H+4, total 12 jam termasuk istirahat. Saya menyebutnya keputusan hal yang tepat, karena dari berita, banyak yang menempuh lebih dari 24 jam, bahkan 3 hari, untuk mencapai tujuan yang sama dengan saya.