Monday, March 27, 2017

Menghabiskan Waktu dengan Metro Mini

Pasar Senen
Sekarang lagi ramai, pemberitaan tentang angkutan konvensional dengan angkutan online. Di waktu yang hampir bersamaan, ada berita mengenai konflik antar mereka di Medan, Bali, Malang, Jateng, Yogya, Bogor, dan Tangerang. Sumbernya cuma satu, pendapatan angkutan konvensional yang menurun, setelah ada angkutan online.

Sebagai pengguna angkutan umum yang tidak terlalu intens, sebulan paling sekitar empat hingga enam kali menggunakan jasa mereka. Paling sering, pakai motor pribadi. Mudah dan cepat menembus jalan Jakarta. Dan, jasa angkutan umum yang paling sering saya pakai adalah ojek online (ojol).
Di Jabotabek, ongkos ojol untuk jarak dekat (di bawah 5 km), tarifnya hampir sama, bahkan beberapa sama dengan tarif minimum Metro Mini, Kopaja, atau KWK, yaitu Rp 4.000,00. Meski sama, tapi jauh lebih cepat, karena langsung lurus, dan tidak pakai ngetem.
Minggu, 26 Maret 2017, saya coba naik metro mini jurusan Pulo Gebang - Senen, dari Pondok Kopi, untuk tahu berapa lama waktu tempuhnya.
Waktu awal berangkat

13:24 berangkat dari Pondok Kopi. Penumpang cuma dua
13:26 ngetem di dekat halte busway rusun selama dua menit
13:32 ngetem setelah fly over Buaran selama empat menit. Penumpang bertambah
13:53 ngetem di Arion Rawamangun, selama tiga menit
14:04 ngetem di apartemen Green, Pemuda, selama tiga menit
14:22 turun di Atrium Senen
di pertengahan jalan
pulangnya naik KWK
Jenggot saya kenapa lebat sebelah ya?

Dihitung, dari total 58 menit waktu perjalanan, 12 menit dihabiskan untuk ngetem, dengan total biaya Rp 4.000,00.Ongkos metro mini memang murah, jauh lebih murah dibandingkan naik Ojol, yang bisa mencapai Rp 26.000, tetapi tentu dengan waktu tempuh yang jauh lebih cepat.
Melihat hal tersebut di atas, sebetulnya segmen pasarnya sudah jelas. Kalau pertimbangan utama adalah harga, ya naiklah metro mini, kopaja, atau KWK. Tapi kalau yang terpenting adalah waktu tempuh, pilihlah angkutan online.
Segmentasi pasarnya sudah jelas, semoga tidak ada konflik lagi. Amin

2 comments:

  1. saya gak kuat naik metromini itu sama asap kendaraan, pusing kalau sudah kena knalpotnya, apalagi kalau sudha macet

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau macet kan enak, tinggal tidur saja :D
      Tapi memang sekarang saya perhatikan, banyak orang naik kendaraan umum yang pakai masker. Bau asap itu kali ya, sebabnya?

      Delete