Ada beberapa tempat, yang menawarkan pengalaman berinteraksi dan memberi makan hewan. Saya pernah melihat ada stand di main atrium Pejaten Village, yang menyediakan kelinci dalam jumlah yang banyak, beberapa bulan silam. Orang bebas masuk, memberi makan, dan menyentuh kelinci tersebut, tentu dengan membayar biaya karcis. Selain itu juga ada di rooftop mall Paris van Java, Bandung. Nah, Kuntum Farm Field, letaknya relatif dekat dengan Jakarta, dan lahannya juga luas. Nyaman untuk tempat hiburan keluarga.
Hari Minggu lalu, kita mengunjungi tempat tersebut, cuma satu jam dari Jakarta via Jagorawi. Kesan pertama, tempatnya asri, dan teduh. Juga petugasnya ramah-ramah. Pertama masuk, anak-anak disambut dengan kolam ikan lele, patin, mas, dan aligator. Selepas itu, yang ingin merasakan jadi petani, bebas meminjam caping (topinya Pak Tani, yang sering dipakai Poo di film Kungfu Panda itu lho).
Pemandangan kedua adalah, kambing! Iya, kambing. Binatang yang bau tapi setelah diolah Haji Wahab, jadi masakan yang luar biasa sedapnya. Pengunjung berkesempatan memberikan makanan dan susu ke binatang-binatang di sana, dengan membeli terlebih dahulu ke petugas yang ada. Jadi, tersedia susu dalam dot untuk kambing dan anak sapi, sedangkan untuk kelinci, kambing, dan marmut, Kuntum Farm Field menyediakan sayuran dalam bakul. Kemarin waktu kesana, yang terlihat antusias menyantap makanan dari pengunjung hanyalah kambing. Kelinci dan marmut terlihat ogah-ogahan, cenderung tidur. Bisa jadi ini dikarenakan habit alami kelinci dan marmut sebagai binatang nocturnal, jadi mereka baru aktif di malam hari.
Selain mamalia, juga ada unggas, seperti angsa, bebek, ayam, dan burung. Mereka semua di kandang. Sebetulnya, menurut saya akan lebih menarik jika beberapa unggas ditambah, dan dibiarkan saja berkeliaran di dalam komplek, semisal ayam mutiara atau kalkun. Jadi bisa seperti Bali Bird Park, begitu.
Tetapi dari semuanya, yang paling juara menarik perhatian anak kecil adalah, atraksi menangkap ikan. Jadi, Kuntum Farm Field memiliki dua kolam kecil, yang akan diisi air bila ada pendaftar atraksi tangkap ikan. Waktu itu, biayanya seratus ribu, dan kita akan diberikan kuota 20 ekor ikan. Petugas akan mengisi kolam tersebut setinggi 20 cm, lalu memasukkan 20 ekor ikan mas ke dalamnya, dan setiap anak dibekali dengan saringan nasi kecil. Sayangnya, cuma ada dua kolam saja, jadi semisal peminatnya banyak, ya harus antri. Tapi kalau mau lebih seru sih, bisa digabung saja dengan peminat berikutnya.
Ikan mas sebanyak dua puluh ekor itu, boleh dibawa pulang. Lumayan besar juga ukurannya, kalau digoreng bisa jadi lauk yang mengenyangkan. Selain itu, juga ada kolam pancing, dan ada free wifi juga di sana. Cuma saya tidak mencoba kualitasnya, jadi tidak tahu apakah cukup cepat atau tidak.
Karena tempatnya yang terbuka, disarankan kalau mau berkunjung, melihat dulu prakiraan cuaca, sehingga bisa persiapan membawa payung, jas hujan, atau sunblock dan sunglasses. Tidak asyik kan, sudah jauh dan bermacet ria kesana, eh, tidak bisa menikmati suasananya karena cuaca yang tidak mendukung.
Untuk yang membawa anak kecil, sepertinya lebih baik kalau digendong saja, tidak usah pakai stroller. Karena di beberapa tempat, terdapat undakan, jadi mesti angkat-angkat stroller.
Konklusi akhir dari saya mengenai tempat ini adalah, almarhum ayah saya akan tersenyum jika mengetahui cucunya harus membayar hanya untuk pegang dan kasih makan kambing. Suatu hal yang dulu saya lakukan waktu kecil, setiap hari
No comments:
Post a Comment