Sunday, August 25, 2013

Parangtritis, napak tilas setelah 16 tahun

Perbukitan di sisi timur pantai
Pantai Parangtritis, terletak di Gunung Kidul, sekitar 32 km selatan Yogyakarta. Gumuk pasirnya yang khas, yang katanya hanya satu di dunia, membuat almarhum Chrisye, membuat video clip salah satu lagunya di sini, dengan saya Teuku Firmansyah, sebagai bintangnya.
Bulan Agustus 2013, bertepatan dengan libur lebaran, saya sempatkan mampir ke pantai ini. Ini, adalah kesempatan saya berkunjung, setelah hampir 16 tahun. Terakhir kali saya ke pantai ini, saat perpisahan SMA, di tahun 1996. Saya ajak serta keluarga saya ke sini, karena tidak mungkin kan, saya tinggal mereka di Semarang seorang diri?
Dari semua pantai yang pernah saya datangi, pantai ini memiliki daya tarik digelombangnya.
ombak yang bergulungan
Gelombangnya besar, dan bergulung-gulung. Sangat tepat sekiranya untuk para surfer. Garis pantainya yang panjang, dengan hamparan pasir yang lembut, sangat menyenangkan hati orang yang berkunjung. Namun, para wisatawan harus berhati-hati jika ingin berenang di pantai ini. Gelombangnya yang besar dan arus baliknya yang kuat, sering kali memakan korban. Sering terbaca berita, ada wisatawan meninggal di pantai ini, saat sedang berenang. Maka itu, selalu patuhi peraturan yang ada. Toh, kita berwisata ingin senang bukan?
Ada dua hal, yang dulu selalu saya lakukan setiap di sini. Pertama adalah mandi di pantai, yang kedua, membeli rempeyek undur-undur. Undur-undur adalah sejenis serangga, yang hidup di pasir. Serangga ini, dipercaya dapat mengobati penyakit diabetes. Di pasar Jatinegara, Jakarta, banyak orang menjual serangga ini, dan dimasukkan ke dalam kapsul, untuk selanjutnya diminum oleh pasien. Nah, oleh warga Parangtritis, rempeyek yang biasanya menggunakan kacang kedelai sebagai isi adonan, digantikan dengan undur-undur. Rasanya? Gurih. Orang tidak akan sadar kalau itu adalah undur-undur, mengingat bentuknya yang hitam kecil setelah matang.
Caca takut kena ombak :)
Meski pantai ini menurut saya, sangat indah, tapi ada satu yang saya sayangkan. Di sini, saya jarang sekali melihat wisatawan asing datang, mayoritas adalah wisatawan domestik. Padahal, secara tempat dan gelombang, jauh lebih bagus parangtritis daripada pantai-pantai yang pernah saya datangi, seperti di Bali, Lombok, Padang, atau pun di Thailand. Masih banyak PR yang harus digarap, untuk menjadikan Parangtritis ini, lebih dikenal di dunia


No comments:

Post a Comment