Tuesday, June 12, 2018

Kecopetan di St. Petersburg!



Kalau menyebut wisata Russia, bisa jadi sebagian besar akan menyebutkan dua kata: Moscow dan St. Petersburg. Karena memang dua kota inilah yang selama ini menjadi tujuan wisata para turis mancanegara. Bahkan, pada waktu mengurus visa Russia di kedutaan, saya bertemu dengan dua orang Indonesia, yang berencana menghabiskan 10 hari, hanya di Moscow dan St. Petersburg saja.
Dan, karena sangat terkenalnya dua kota ini dikalangan turis, (terutama St. Petersburg), maka akan mudah menemui banyak wisatawan (dari Asia terutama), dan tentu saja, copet.
Puas menikmati Kathedral Kazan dengan ritual ibadahnya di hari Minggu (asli, keren banget paduan suaranya, plus warna keemasan interior dalamnya), kami pun beranjak ke seberangnya, yaitu ke gereja Savior on Blood.  
Gereja ini adalah saksi sejarah meninggalnya Tsar Alexander II (sedikit sejarah tentang beliau, jadi beliau inilah yang menjual Alaska ke Amerika Serikat di abad ke 19). Tsar dilempar dengan bom oleh pemberontak di jalan sisi kanal Savior on Blood, dan meninggal di winter palace, beberapa jam setelahnya.
Kanal Gribedov dengan Savior on Blood terlihat di kejauhan

Satu sisi gereja

Ini bagaimana ya, cara melukisnya? Bisa simetris begitu

Salah satu sudut dalam gereja
 Keren banget dah ini gereja....
Apes terjadi setelah keluar dari gereja, dan menuju ke Winter Palace atau Museum Hermitage. Jadi, di depan Gereja, ada jembatan kecil bernama Italian Bridge. Jembatan ini merupakan spot paling tepat untuk mengambil foto Savior Church, dan hanya cukup dilewati dua orang berpapasan. Pada saat melintasi jembatan ini, ada pemuda dengan pakaian tradisional Rusia bertanya ke saya,
"Do you know who I am?"
"Yes, you are Russian"
Bagian dalam Kazan Kathedral yang megah, difoto sebelum disamperin penjaga karena dilarang memotret

Tepat pada saat itu, saya merasakan dompet saya ditarik orang dari belakang, spontan saya berteriak, dan orang-orang di sana serentak mengerumuni. Saya mau kejar itu copet, tapi terhalang oleh orang-orang itu (besar kemungkinan, itu kelompoknya). Terpaksa saya ikhlaskan itu dompet, beserta SIM, KTP, STNK, kartu kredit, uang rupiah, dan bath.
Segera saya hubungi customer service BCA via twitter, dan tak sampai lima menit, langsung terblok kartu kreditnya. Artinya, itu copet gagal total, cuma dapat dokumen, plus sedikit uang yang tak bisa ditukarkan di sana.
Lalu, apakah liburan harus berakhir karena ini? Tentu saja tidak. Jadi, setelah blokir kartu kredit BCA Visa, saya telepon ke Visa Global (bebas pulsa), dan menceritakan kronologinya. Solusi yang mereka tawarkan cukup menarik, yaitu mereka akan memberikan emergency card yang bisa terkirimkan dalam waktu 24 jam. Cukup hebat sekali pelayanan mereka ini. Hanya, tawaran ini tidak saya ambil, karena sorenya saya harus ke Moscow, dan masih ada kartu kredit istri, plus beberapa lembar dollar yang belum saya tukarkan.
Jadi, pelajaran yang saya ambil satu dari sini, tetap santai, jangan panik. Semuanya bisa diatasi kok.

No comments:

Post a Comment