Wednesday, December 20, 2017

Kembali ke Alam, di Khao Yai

Beberapa kali ke Bangkok, membuat saya tidak terlalu bersemangat ketika mendapat kesempatan berkunjung kembali. Karena, hampir semua spot menarik di kota Bangkok, sudah pernah saya datangi. Akhirnya, berbekal review dari berbagai blog, saya memutuskan untuk mendatangi Khao Yai, saat mendapat kesempatan berkunjung ke Thailand.
Khao Yai terletak tiga jam dari Bangkok via bus. Kalau di googling, yang muncul di halaman pertama adalah National Park, yang merupakan UNESCO Heritage. Dan, pertama kali yang disampaikan rekan ke saya adalah, "Hati-hati, di sana jalan lebar, sepi, mobil pada ngebut-ngebut". Nah, belum tahu dia itu adalah surga para biker dari Indonesia

Perjalanan ke Khao Yai diawali dari terminal bus Mo Chit. Harga tiketnya 133 bath, busnya seperti bus ekonomi yang ada di Jakarta, pakai AC. Begitu beli tiket, langsung menuju ke line di parkiran bus. Murah kan, 133 bath (sekitar 50 ribuan), dapat snack dan minum, plus ontime lagi.

Kesan pertama saya di Khao Yai adalah, saya merasa tulisan-tulisan di blog yang saya baca tentang kota ini, terlalu berlebihan. Palio Village yang saya bayangkan sangat luas dan megah, ternyata berupa bangunan ala Italia, dengan banyak stan makanan, dan souvenir di dalamnya. Demikian pula Ilprimo Piaza, berupa bangunan ala Florence, dan ada dua lapangan rumput, satu ada tulisan LOVE untuk area berfoto, dan satu lagi untuk Alpaca bermain. Bisa jadi lebih menarik, kalau tempatnya lebih luas. Saya tidak terlalu lama berada di dua tempat ini, tetapi bagi yang senang berfoto, bisa jadi senang dengan banyaknya spot foto di tempat ini.
Air mancur, di center Palio Village

Alpaca, dengan mukanya yang lucu

Lapangan di tengah Ilprimo Piaza







Hari pertama di Khao Yai, diakhiri dengan mengunjungi pasar malam Khao Yai. Tidak terlalu besar, sekitar 100 meter panjangnya. Lalu, pulang ke hostel, berharap mendapatkan sesuatu yang wah besok harinya.
Tempat yang saya tuju di hari kedua, adalah Khao Yai Winery dan National Park. Sebetulnya ada satu lagi, yaitu taman bunga matahari. Namun, karena motor sewaan yang bisa didapatkan hanyalah sekelas matic 125cc, tidak bisa ngebut terlalu kencang, taman bunga matahari pun terpaksa saya batalkan.
Di Khao Yai winery, sekali lagi saya harus kecewa. Karena sesi tour plantation pada pagi dan siang, sudah full book. Satu-satunya yang tersisa hanyalah sore hari, sekitar jam 3 an. Akhirnya, saya pun harus ikhlas berjalan di perkebunan bagian depan. Meski pohon anggur di bagian depan masih kecil, jangan kan berbuah, bunga pun belum ada, namun terasa sangat menyenangkan. Andai anggur-anggur ini sudah berbuah, saya bisa berhayal menjadi Keanu Reeves di film A Walk in The Clouds!
Gerbang menuju kebun anggur, seperti di romantis kan ya?

Ngebayangin Keanu Reeves lagi inspeksi kebun anggur biar tidak dimakan kambing
Untuk yang ingin berkunjung ke sini, jangan lupa booking dulu ya, takutnya nanti nasibnya seperti saya, berkhayalnya nanggung.
Oke, tujuan pertama selesai, lanjut ke tujuan ke dua. National Park, here we come.
Ternyata, di hutan Khao Yai, ini banyak orang yang berkunjung di hari libur. Satu hal yang tidak saya sangka, ternyata warga Thailand senang berwisata ke lokasi alami seperti ini. Arah ke hutan bagian atas, padat dengan mobil, motor-motor cc besar, sepeda, bahkan ada yang jalan kaki. Menyenangkan sekali melihatnya.

Bergaya dulu dengan motor pinjaman, aslinya mah bawa motor yang di belakang
 Setelah 30 menitan ngebut, sampai juga di area air terjun. Dan ternyata, di bagian atas area air terjun ini, adalah tempat perkemahan yang cukup ramai. Kemah berramai-ramai, memasak di alam terbuka, bermain kartu, menyanyi, atau hanya bersantai sambil membaca buku, terasa sangat menyenangkan. Seketika saya membayangkan, adakah yang seperti ini di Jakarta? 
Lokasi perkemahan terdekat, yang ada di Ragunan, dan Cibubur, menurut saya tidak bisa dibandingkan dengan ini. Satu-satunya yang mungkin bisa dibandingkan, adalah lokasi perkemahan di Cibodas. Tetapi saya tidak bisa berkomentar lebih jauh, secara belum pernah ke Cibodas juga.
Asyik ya, melepas padatnya kota di hutan

Masih ada spot yang kosong tuh, kalau mau kemah

Yang ini, tidurnya apa di atas mobil ya?
Sekitar 20 menit berjalan dari area kemah, sampailah di air terjun. Air terjunnya tidak terlalu tinggi, dan sungainya pun berbatu, jadi sepertinya susah kalau mau dipakai untuk renang, atau pun untuk loncat dari tebing. Tetapi hal ini tidaklah jadi masalah, karena warga yang berkemah, ada tempat khusus untuk MCK, jadi tidak mandi atau pun BAB di air terjun ini.
Ada yang mau loncat dari batu ke air?
Setelah hari pertama yang tidak terlalu berkesan, hari ke dua ini sangat mengesankan buat saya. Lain kali saya datang lagi ke Khao Yai, yang pertama akan saya lakukan adalah booking tour di Khao Yai winery.


 
 

6 comments:

  1. Seru liat bisa kemah di situ :D Itu masuk winery sama national park-nya bayar gak ya? Aku belum pernah ke Bangkok Dan kayaknya ini bisa jadi salah satu list kalo ke sana ya. Jaraknya gak terlalu jauh dari Bangkok..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semua tempat di atas, ada tiketnya. Yang free hanya Palio village doang. Ayo berburu tiket ke Thailand :)

      Delete
  2. Untung hari kedua menyenangkan ya... batal kecewa deh hihihi...

    ReplyDelete
  3. Aku pengen ke kebun anggur sama yang bunga matahari nih :D

    ReplyDelete