Wednesday, May 31, 2017

Melihat salju, di Puncak Titlis

Bermain salju, adalah impian masa kecil saya. Setiap menjelang akhir tahun, tahun-tahun itu, majalah Donald Bebek selalu memunculkan cerita dengan berlatarbelakang musim dingin. Mau cerita tentang Donald, Miki, Agus Angsa, atau siapa pun, bisa dipastikan ada salju disitu. Lalu, apa jadinya jika impian itu terwujud setelah 30 tahun? Ternyata biasa saja rasanya.
Pertama kali saya melihat puncak gunung putih bersalju, dari balik jendela bis seperti gambar di atas, bukan cerita di majalah Donald yang muncul, tetapi malah rasa penasaran, apakah baju 3 lapis saya mampu menahan rasa dinginnya.


Pedesaan Engelberg
Perjalanan membawa saya menuju ke Engelberg, salah satu kota di lereng Alpen, Swiss, sekitar satu jam dari Rumlang, tempat saya menginap. Tempat yang akan saya tuju, adalah Mount. Titlis. Tempat ini, adalah salah satu resort tempat bermain ski, dan selalu ramai di penghujung pekan. Meski hanya satu jam, tapi saya merasa perjalanan kurang lama, karena disepanjang perjalanan, pemandangan saat indah. Danau, sawah, kebun bunga kanola, dan rumah adat Swiss dengan dinding berwarna merah.
Untuk penggemar film India, pasti pernah melihat kota ini, meski tidak sengaja. Karena banyak film India ambil setting di sini, salah satunya "Dilwalee Dulhania Le Jayenge"
Sampai di parkiran bus Mount. Titlis, perjalanan ke puncak dilanjutkan dengan menggunakan cable car. Berbeda dengan cable car di Langkawi, di sini hanya ada satu jenis saja. Tidak ada tiket express. Jadi semua harus mengantri. Dan uniknya, di tiap cable car ini, ada bendera negara-negara. Merah Putih juga ada, tetapi saya tidak tahu, itu maksudnya bendera Indonesia, atau Polandia, secara warnanya sama.




Dari cable car, terlihat satu spot yang dipenuhi oleh komunitas olahragawan salju. Ada yang pakai papan ski, ada pula yang menggunakan snowboard. Terlihat, sebagian dari mereka sedang istirahat makan siang, dan seperti pula di sini, ternyata ada juga yang membawa kompor untuk masak makanan. Ternyata, ada pula skier backpacker  juga ya. 
Tempat menaruh ski dan snow board

Kota dari puncak Titlis
Keraguan saya di awal, apakah baju lapis tiga saya mampu menahan dingin, ternyata salah. Meski cuaca dingin di luar, tapi hangat di dalam hati mampu mengalahkannya, 

4 comments:

  1. Cakep banget viewnya! Hangat di dalam hatinya sugesti apa beneran nih? :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hangatnya beneran. Karena kalau suhu di dalam hati di bawah 10 derajat celcius, saya tidak akan bisa menulis artikel ini :)

      Delete
  2. Asli cakep banget, mupeng banget pengin motret landscape saljunya...

    ReplyDelete