Sebagai kota di pesisir barat Malaysia, Malaka bisa jadi
tidak seterkenal Kuala Lumpur, atau pun Penang. Tetapi untuk penikmat wisata
sejarah, sayang sekali jika harus melewatkan kota ini dari daftar kunjungan
anda. Kota dengan sejarah yang panjang ini, sampai mendapatkan predikat World
Heritage dari UNESCO, untuk memperjelas statusnya sebagai lokasi wisata
sejarah.
Berjarak sekitar 150 km arah Selatan Kuala Lumpur, untuk
yang ingin berwisata secara hemat, bisa menaiki bus dari Terminal Bersepadu
Selatan. Pengalaman yang unik dimulai dari sini. Kalau di Indonesia, begitu
masuk terminal bus, calo tiket akan menarik anda ke pul mereka masing-masing.
Nah, di sini, sudah terintegrasi. Jadi anda tinggal datang ke loket, sebutkan
jurusan tujuan anda, dan petugas di loket akan menunjukkan pilihan armada dan
waktu keberangkatan. Tinggal pilih, dan bayar. Apabila datang saat liburan
panjang, bisa pula beli tiket via online, untuk menghindari antrian panjang.
Pengalaman kemarin, saya harus antri 45 menit untuk mendapatkan tiket, plus
menunggu dua jam untuk keberangkatan bus, karena bertepatan dengan liburan
panjang di KL.
Beberapa wisata yang bisa dikunjungi selama di Malaka:
- Benteng A’Famosa, reruntuhan benteng, entah dari
Portugis atau Inggris. Yang jelas, cuma tersisa sedikit sekali runtuhannya.
Untuk pelengkap, di bagian depan diberikan meriam.
- Gereja St. Paul. Letaknya di bukit belakang
benteng A’Famosa. Dari reruntuhan gereja ini, kita bisa memandang lepas ke arah
lautan. Saat senja, tentu bisa terbayang kan, view yang terlihat
- Tamingsari tower. Di St. Paul, pandangan kita
tidak bisa melihat lepas ke arah 360 derajat. Tapi, jangan khawatir, yang perlu
anda lakukan adalah, beli tiket Tamingsari Tower, antri, dan rasakan pandangan
lepas ke penjuru kota Malaka. Jadi, tower ini, dia perlahan akan naik, dan
setelah di atas, perlahan akan berputar 360 derajat. Tidak seram sepertigondola di Langkawi kok. Tenang saja
- River Cruise di Malaka. Setelah puas memandang
kota Malaka, berjalan 5 menit ke arah barat, kita tiba di dermaga River Cruise.
Kita bisa menyusuri sungai Malaka, dan melihat pemandangan sepanjang dermaga.
Tentu saja, disaranakan mencobanya saat sore atau malam hari. Wahana ini tutup
jam 23.00. Jadi, rencanakan jadwal anda baik-baik
- Komplek Christ Church. 2 menit jalan dari
dermaga river cruise. Di sini, ada gereja yang masih berfungsi, dan juga museum
tentang sejarah kota Malaka. Sangat khas sekali, karena bagian sisi luar gedung
ini, semuanya merah. Kenapa merah? Saya juga tidak tahu. Spot wisata yang
menarik untuk difoto
- Jonker walk. Sebetulnya, tempat ini hanyalah
sepenggal jalan, dengan banyak orang berjualan di tengahnya. Sama dengan
jalan-jalan lain di Indonesia, yang banyak orang berjualan/pasar kaget. Hanya
bedanya, di sini rutin ada setiap malam. Kurang lebih sama seperti Pasar
Semawis yang ada di Semarang
|
Reruntuhan A'Famosa |
|
River Cruise |
|
Gereja St. John |
|
Becak warna-warni. Banyak di sini :) |
|
Mejeng di depan gereja merah |
|
Malaka dari atas Tamingsari Tower |
|
Klenteng Cheng Ho |
|
Interior dalam Masjid Keling |
|
Terminal Bersepadu Selatan. Bisa dibandingkan dengan terminal di Indonesia |
Semua
lokasi di atas, bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Jadi, jika ada backpacker sejati,
cukup luangkan waktu saja dari siang sampai malam di area tersebut. Semua bisa
tercakup kok. Di luar area tersebut, masih ada beberapa yang lain, seperti
Masjid Keling, dan Klenteng Cheng Ho. Khusus untuk klenteng Cheng Ho, di
Semarang juga ada area Sam Po Kong, juga mempunyai kaitan dengan Laksamana
Cheng Ho. Tetapi, dua area yang saya sebutkan di atas, letaknya lumayan jauh
dari semua yang disebutkan terdahulu. Tentu saja kecuali anda adalah backpacker
sejati.
Jadi, selamat menikmati Malaka
Tahun depan mau nyebrang ke Malaysia, etapi itu Malaka ya, jadi inget pelajaran sejarah
ReplyDeleteIya betul. Malaka memang kota bersejarah. Sebetulnya sih, banyak kota di Indonesia yang sama bersejarahnya, hanya bedanya, mereka bisa mengemasnya menjadi sesuatu yang menarik
DeleteBecak warna - warni nya ini mengingatkan sama alon2 jogja
ReplyDeleteBetul, Mas. Hanya bedanya, kata warga lokal sana, kendaraan bermotor dilarang mengklakson, apalagi pakai klakson telolet becak ini. Cuma sesama becak yang boleh mengklakson
DeletePengin bangetd atang ke sana terutama menikmati suasana malam melalui Tamingsari Tower. Ceria sekali sepertinya kehidupan di sana. :)
ReplyDeleteKalau begitu, silahkan segera datang. Kotanya kecil dan menyenangkan 😄
Deleteasyik ya bisa keliling Malaka ... jadi pingin
ReplyDeleteAyuk, Bang Ahmad...
DeleteSegera atur trip kesana :)
Wiiihhh Keren Mas di Malaka nya > Mantap Jiwa
ReplyDeleteAsyik memang. Murah meriah dan enak-enak
DeleteSatu hari di Malaka tidak cukup ya Mas? Sejuk banget memang di sana. Semoga bisa kembali kelak.
ReplyDeleteTidak cukup Mas. Masih banyak tempat yang kemarin tidak sempat kita kunjungi :) Sepertinya, 3 hari dua malam, baru cukup
Deletewah enaknya, moga saya bisa kesana.
ReplyDelete