Tuesday, July 09, 2013

Food Heaven in Batam

Sebagai seorang yang beristrikan orang Kepulauan Riau, saya sering sekali mendengar cerita tentang enaknya masakan khas daerah sana, terutama seafoodnya. Dari semua seafood, lebih spesifik lagi, adalah gong gong.
Sebentar, meski namanya gonggong, tetapi jangan khawatir, ini bukan binatang berkaki empat yang suka menjaga rumah dan kencing sembarangan itu, bukan. Tetapi ini adalah sejenis moluska alias binatang bercangkang, yang khas di daerah Kepri. Nama latinnya adalah Strombus turturella. Bentuknya mirip seperti bekicot, hanya di laut.
Pada saat berkesempatan berkunjung ke Batam, saya sempatkan cari makanan olahan gong gong, tetapi, susah sekali. Dua kali ke tempat berbeda, dua kali pula gagal. Alamak. Alasannya, selalu habis. Sedikit sekali stok binatang ini saya pikir. Setelah usaha yang ke tiga, akhirnya berhasil.


 Nah, setelah melihat gambar di samping, terbayang kan, bentuknya seperti apa. Rasanya manis, berbeda dengan kerang, yang gurih.
Iseng saya browsing mengenai moluska satu ini, dan saya menemukan satu kenyataan yang cukup memilukan. Keberadaan moluska ini sudah mulai jarang, karena banyak dicari, akhirnya sekarang, yang masih kecil pun mulai diambil orang. Mungkin itu sebabnya kenapa stok gonggong sedikit.


Selain gonggong, sebagai pecinta sop, saya mencoba sop ikan batam Yong Kee. Selama ini, sop ikan yang saya suka, adalah sop ikan Kian Wee di Pekan Baru. Kesempatan ini, saya coba sop yang di Batam, untuk saya bandingkan.
Terletak di Nagoya, saya lupa alamat lengkapnya, yang jelas, pada saat saya ke sana, penuh. Saya bahkan menunggu sampai 10 menit, untuk dilayani.
Apabila saya bandingkan dengan Kian Wee, Yong Kee ini porsinya lebih kecil. Makan seporsi Kian Wee, berhasil membuat saya kenyang sampai 7 jam berikutnya, nah kalau di Yong Kee, porsinya lebih kecil, cukuplah untuk beberapa jam ke depan. Kelebihan Yong Kee menurut saya adalah, kuahnya yang lebih terasa bumbunya.
Sedaplah pokoknya... Segar dan mantap.
Untuk harga, kurang lebihnya sama antara keduanya. Kalau disuruh memilih, mana yang saya lebih suka? Saya jawab, suka semuanya :D

Di Yong Kee ini, sempat heran melihat kasir yang ditaruh di belakang jeruji besi. Semula saya pikir, Batam adalah kota yang rawan, tetapi setelah saya amati lagi, ternyata kasir merangkap sebagai money changer, makanya di teralis.
Lihat gambar di samping kiri ini, paling ujung kanan, ada teralis kan? Nah, itulah kasir berada.

Sip dah

No comments:

Post a Comment