Thursday, December 29, 2016

Pengalaman mengurus Tax Amnesty



Tax amnesty, pernah dengar atau tahu kalimat ini? Apa yang anda bayangkan? Kalau tidak ikutan,bisa kena denda ratusan persen! Seram kan? Itu juga yang saya rasakan saat menerima email dinas pajak. Di email itu tertulis, ada perbedaan antara SPT yang secara rutin saya kirimkan (karena saya menggunakan efin), dan data yang mereka dapatkan dari bank. Bergegas saya ke kantor Pajak, untuk mengurus hal tersebut, karena saya tidak mau kena denda yang mencapai 200%.
Dan, berikut adalah beberapa kesimpulan yang bisa saya bagikan, berdasarkan pengalaman saya mengurus tax amnesty:

Friday, December 23, 2016

Satu hari di Malaka



Sebagai kota di pesisir barat Malaysia, Malaka bisa jadi tidak seterkenal Kuala Lumpur, atau pun Penang. Tetapi untuk penikmat wisata sejarah, sayang sekali jika harus melewatkan kota ini dari daftar kunjungan anda. Kota dengan sejarah yang panjang ini, sampai mendapatkan predikat World Heritage dari UNESCO, untuk memperjelas statusnya sebagai lokasi wisata sejarah.

Wednesday, December 14, 2016

Menantang adrenaline di Langkawi

 
Pernah ke Ancol atau TMII? Mayoritas warga Jakarta, pasti pernah kesana, walau cuma sekali,
minimal saat masih sekolah. Wahana apa yang sama-sama ada di dua tempat itu? Ada beberapa, salah satunya adalah gondola. Kali ini, saya ingin bercerita mengenai gondola, bukan yang di Ancol atau pun TMII, tetapi Langkawi.

Monday, December 05, 2016

Berburu ikan di Jakarta


Sejak mempunyai akuarium, efek sampingnya adalah jadi sering berburu ikan. Meski tidak terlalu sering, minimal sebulan dua kali saya lihat-lihat ikan. Sebabnya ada dua: pertama, setiap melihat ikan yang bagus, rasanya akuarium saya kok kosong terus. Lalu yang kedua, terkadang, ada ikan yang mati, dan "memaksa" saya cari pengganti.

Tuesday, November 29, 2016

Persiapan Liburan Ke luar Kota Dengan Membawa Batita



Ketika anak-anak masih kecil, terutama usia batita (1-3 tahun), liburan menjadi hal yang perlu direncanakan dengan baik. Tidak hanya kota tujuan, penginapan, kondisi si kecil, perlengkapan dan semua hal tentunya butuh persiapan lebih banyak. Termasuk juga dalam hal memilih maskapai penerbangan hingga booking tiket. Semua ini akan lebih baik jika sudah direncanakan jauh hari, meskipun untuk rencana liburan dengan jarak tempuh tidak terlalu jauh dari Jakarta, misalnya ke Yogyakarta.

Sumber gambar: citilink.co.id
Anda bisa memilih maskapai Citilink Airlines yang memiliki rute penerbangan ke Yogyakarta. Untuk mengetahui tiket promonya, bisa Anda cek tiket Citilink Airlines di Traveloka. Maskapai penerbangan anak perusahaan Garuda Indonesia ini memiliki segmen menengah ke bawah atau biaya penerbangan murah. Apalagi Citilink Airlines termasuk maskapai low cost carrier yang bergengsi dan terpercaya.
Memiliki slogan yang terkenal ‘Better Fly Citilink’, maskapai ini mengutamakan kenyamanan para penumpang. Sehingga beberapa kali mendapat berbagai award, salah satunya Service To Care Award dari Markplus Insight dalam kategori Airlines.
Nah, jika Anda hendak booking tiket Citilink dengan membawa batita, maka saat memesan tiket harus memperhatikan hal-hal penting berikut ini:
Sumber gambar: mudabahaya.com
  • Jika jarak tempuh pendek, sebaiknya ambil jam penerbangan siang yang merupakan jam tidurnya.
  • Kalau usia si kecil di atas dua tahun dan jarak tempuh lebih dari dua  jam, sebaiknya pesankan tempat duduk. Jadi, meskipun si kecil lebih sering minta dipangku, dia akan bosan dan menangis jika tidak dapat bergerak leluasa.
  • Pilih tempat duduk yang jauh dari mesin dan bisa membuat Anda leluasa membawa si kecil ke toilet, maupun berjalan di kabin.
  •  Sekedar info, Citilink tidak mengijinkan stoller masuk kabin (horeeee)
Booking tiket sudah beres, selanjutnya hal yang perlu Anda siapkan adalah perlengkapan di kabin untuk si kecil, terlebih jika ini penerbangan pertama kali buatnya. Segala keperluan di bawah ini pastikan ada di tas Anda:
  • Baju ganti untuk si kecil dan Anda karena membawa batita riskan kena tumpahan susu, makanan, muntah, dan lain sebagainya.
  • Jika si kecil tidak mengasup ASI, siapkan stock susunya dan air panas dengan wadah yang praktis. Sehingga ketika akan dibutuhkan meski dalam keadaan terburu-buru tidak sulit.
  • Bawa penutup untuk menyusui atau Nursing Apron bila si kecil masih ASI.
  • Sediakan camilan dan makan siang si kecil yang simpel dalam wadah praktis.
  • Diapers, susu, dan tissue basah yang ditempatkan satu wadah khusus, sehingga jika harus membersihkan si kecil di toilet tidak repot.
  • Selimut bayi dan mainan untuk membuatnya nyaman.
Kenyamanan dalam perjalanan ini sangat perlu diperhatikan agar liburan Anda bersama keluarga bisa berjalan mudah dan lancar. Selain hal-hal di atas yang harus dipersiapkan, kondisi di kabin selama penerbangkan nanti juga perlu diperhatikan, terutama agar si kecil tetap kondusif, seperti:
Sumber gambar: suciutami.com
  • Beri susu atau ASI saat pesawat akan lepas landas maupun mendarat, supaya telinga si kecil tidak sakit karena tekanan udara.
  • Bawa si kecil berjalan-jalan di kabin jika sudah terlihat tanda-tanda rewel.
  • Kenakan pakaian yang hangat, kaos kaki,  karena kabin pesawat suhu udaranya sangat dingin.
  • Jika si kecil terjaga atau tidak mau tidur, buat sibuk dengan permaianan, susu atau makanannya.
Begitu perjalanan Anda lancar, penginapan sudah dibooking, Anda tinggal menikmati liburan bersama. Di Yogyakarta banyak tempat liburan yang bisa membawa batita, seperti: Jalan Malioboro, Kebun Binatang Gembira Loka, Keraton Yogyakarta, Taman Pintar Yogyakarta, Wisata Grand Park Puri Water Park Bantul, Taman Pelangi Monumen Yogyakarta Kembali. Tentu lokasi liburan yang dituju harus Anda pastikan sebelum memesan tiket pesawat.
Jadi siapa bilang liburan membawa batita sulit? Liburan Anda akan menyenangkan dan mudah bila direncanakan segalanya dengan baik jauh-jauh hari, seperti yang telah diulas di atas. Anda juga tidak perlu kawatir lagi membuat agenda liburan bersama si kecil ke luar kota. Selamat menikmati liburan bersama keluarga tercinta!


Sunday, November 27, 2016

Hal Yang Membuat Kita Membeli Produk



Ada banyak pedagang di dunia ini, menjual produk yang sama. Lalu, apa yang membuat anda memutuskan membeli produk tertentu dari pedagang A atau bukan dari pedagang B? Beberapa akan menjawab masalah harga, tentang rasa (kalau produknya makanan), atau juga kualitas produk. Itu semua benar. Tapi di atas itu semua, kalau menurut saya, adalah rasa nyaman kita belanja di pedagang tersebut.

Saturday, November 19, 2016

Menikmati Taman di Kota Metropolitan

Ciri khas kota metropolitan, penuh dengan bangunan bertingkat dari beton, dan lalu lalang kendaraan. Meski warga kota sudah terbiasa, acap kali suasana yang panas dan bising membuat jenuh dan pusing kepala. Perlu keseimbangan melihat yang teduh dan hijau, yaitu pepohonan.
Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, sudah mulai berbenah, banyak taman dipugar, pemukiman liar digusur dialihfungsikan menjadi taman yang rindang. Tercatat, Taman Suropati, Taman Honda Tebet, Taman Ayodhya, dan sebagainya. Sebetulnya ada juga Taman Menteng, tapi buat saya kurang enak untuk main siang hari, panas!

Monday, November 07, 2016

Memelihara binatang? Sepertinya semua orang harus punya


Sejak kecil, saya terbiasa dekat dengan hewan. Bukan karena pecinta binatang, tetapi karena rumah di desa, tanpa pagar, depan sungai, makanya yang namanya kucing, ayam, angsa, bahkan kerbau pun, setiap hari berkeliaran di depan rumah. Bahkan, ayam pun bebas bertelor di sembarang tempat, tanpa takut ada tetangga yang mengclaim. Semua binatang banyak, kecuali anjing.
Tahun 2003, setelah berurbanisasi ke Jakarta, dan beberapa daerah yang lain, praktis persinggungan saya dengan hewan peliharaan menurun drastis, karena saya ngekost.Tidak ada tempat, untuk dan tak ada waktu untuk memelihara juga.
Setelah menikah, peluang untuk itu pun terbuka lagi. Dan, berikut beberapa hewan yang pernah saya pelihara:

Wednesday, October 05, 2016

Gawai saat berada dekat anak



Sering kali disebutkan, gawai itu alat yang mendekatkan yang jauh, dan menjauhkan orang yang dekat. Mungkin bisa jadi itu benar. Tapi, bagaimana dengan anak? Apakah gawai juga bisa menjauhkan kita, para orang tua, dengan anak? Kalau ada yang bertanya, pasti jawaban kita adalah tidak, tetapi sering kali sifat kita menunjukkan sebaliknya.
Sebagai warga Metropolitan, di mana suami dan istri sama-sama bekerja, anak-anak setiap harinya praktis hanya di sekolah, dan rumah saja. Kalau di rumah, mereka hanya bersama dengan asisten rumah tangga, dan ibu mertua, nenek mereka. Itu sebabnya, setiap weekend, agenda rutin adalah mengajak mereka berjalan kesana kemari (ya tapi paling sering sih memang ke mall).

Thursday, September 08, 2016

Poligami? Emang berani?



Poligami, alias beristri lebih dari satu, adalah candaan yang sering kali keluar pada saat bapak-bapak berkumpul. Meski belum tentu berani untuk benar-benar melakukannya, tetap saja candaan itu akan selalu keluar. Dan, saya punya satu teman, yang sepertinya benar-benar berhasrat untuk berpoligami.

Saturday, August 20, 2016

Di Jakarta, masih relevankah punya mobil pribadi?

Minggu ini, ada event GIAAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show), pameran otomotif terbesar di Indonesia, yang dihelat setahun sekali. Dulu, Gaikindo selaku himpunan pabrikan otomotif bekerja sama dengan Dyandra, mengadakan IIMS (Indonesia International Motor Show), tapi per tahun lalu, Gaikindo mengadakan GIAAS sendiri. Lazimnya event pameran mobil, juga ditawarkan promo-promo pembelian mobil yang menarik. Tapi, seberapa relevankah punya mobil di Jakarta ini?

Tuesday, July 12, 2016

Teknologi yang membantu saat mudik 2016


Mudik, ritual tahunan yang dilakukan di sekitar perayaan Iedul Fitri. Sebetulnya bukan hanya pada saat Iedul Fitri saja sih, pada saat Natal dan tahun baru pun, banyak orang yang mudik. Hanya saja, mudik saat Iedul Fitri lebih banyak terekspos, karena melibatkan lebih banyak partisipan.
Mudik 2016, rencana akan dilakukan pada H-2, harapannya, pada H-1 bisa ikut ziarah ke makam bersama keluarga di desa, dan malamnya bisa ikut takbir keliling. Tetapi, karena berita di H-3 mengenai kondisi jalur pantura yang luar biasa parah, akhirnya diundur ke H-1.
Dan, sepertinya keputusan itu tepat. Perjalanan H-1 Jakarta – Semarang, ditempuh 14 jam, termasuk istirahat, dan balik ke Jakarta pada H+4, total 12 jam termasuk istirahat. Saya menyebutnya keputusan hal yang tepat, karena dari berita, banyak yang menempuh lebih dari 24 jam, bahkan 3 hari, untuk mencapai tujuan yang sama dengan saya.

Sunday, July 03, 2016

Service Charge: Tips yang dipaksakan



Kalau semisal sedang makan di restoran, pernahkah memperhatikan struk pembayaran? Sekarang sering kali ada satu item pembayaran di sana, yaitu service charge. Sebetulnya, bukan sekarang saja sih, saya pertama kali ngeh mengenai hal ini sekitar tahun 2007, saat makan di cafe di sekitar Sarinah.
Sepengetahuan saya, Service Charge itu adalah istilah lain dari tips. Karena kalau itu bukan tips, jadinya kok terasa ada yang aneh, restauran hanya menjual makanan dan minuman, juga menyediakan tempat saja. Sedangkan jasa para pekerja di sana (koki, waitress, cleaning service, dll), itu semua berasal dari Service Charge.

Saturday, June 18, 2016

Mengurus sendiri STNK hilang? Siapa takut

Orang bilang, vespa adalah kendaraan anti tilang, maksudnya setiap ada razia, hampir dipastikan selalu diloloskan. Dan, berdasarkan pengalaman saya, beberapa kali saya melewati razia polisi, memang selalu tidak pernah diberhentikan. Entah kenapa.
Karena hal di atas, ditambah jarang ke mall, yang setiap keluar parkir mesti menunjukkan STNK, saya jadi tidak terlalu memperhatikan keberadaan STNK. Selalu yakin kalau surat kecil itu ada di dalam dompet saya. Ternyata, waktu membuka dompet, saat mencari KTP, baru saya ngeh, STNK saya tidak ada. Terbayang, ribetnya proses pengurusan :(
Malamnya, bertanya ke agen jasa pengurusan, dijawab, Rp 350.000, belum termasuk pajak kendaraan (memang sudah saatnya bayar pajak tahunan). Busyet! Tanya ke agen satu lagi, lebih murah sih, tapi tetap saja Rp 270.000, plus pajak. Ketidakrelaan mengeluarkan uang sebesar itu, membuat saya yakin untuk mengurus sendiri saja, dan ternyata mudah, tidak ribet, dan murah, selama syaratnya lengkap.
Oke, berikut kronologis pengurusan saya:

Tuesday, March 15, 2016

Dua keanehan di warung sate kambing Wahab


Sop bening, seporsi sate, dan nasi hangat plus taburan acar

Pernah makan sate kambing? Bisa jadi, 99,9% warga Indonesia, pernah merasakannya, kecuali yang vegetarian sejak lahir. Pada umumnya, sate disajikan berupa potongan daging yang ditusuk dengan batang bambu, atau lidi, atau besi, dan dipanggang di atas bara api. Lalu, apakah potongan daging yang dipanggang masih bisa disebut sate? Menurut Haji Wahab, masih!
Berlokasi di Jl. Imam Bonjol, Kota Tangerang, Wahab mengolah daging kambing menjadi dua varian, sop, dan sate. Tidak seperti umumnya, sate disajikan ke pembeli dalam keadaan sudah dilepaskan dari tusuknya, ditata di atas piring, dan disiram kuah kacang.

Saya tidak tahu, kenapa begitu, tetapi yang jelas, rasanya enak.
Keanehan yang lain, warung ini buka, tidak pas makan siang, tetapi sekitar jam
2 siang, sampai habis. Jadi kalau ingin makan di sini, harap sarapannya dilebihkan, supaya bisa bertahan dua jam lebih lama dari waktu biasanya.
Harganya cukup murah, sop seharga Rp 20.000, dan sate seporsi Rp. 15.000, nasi sepiring Rp 5.000 (?). Cukup mengenyangkan dan tidak boros di kantong.
Untuk anda yang ingin berkunjung di sini, berikut ini adalah link dari google map yang saya save.

Selamat mencoba

Sunday, March 06, 2016

Apa orang Jakarta tidak tahu lezatnya petai cina ya?

Tanaman di bawah ini, sering ditemui sebagai peneduh jalan. Acapkali, berbuah, dan buahnya sering terlihat menghitam karena terlalu lama di pohon, tak ada yang ambil.

Di kampung saya Semarang sana, petai cina (biasanya disebut mlanding), adalah bahan baku masakan botok, emprok, atau malah dimakan mentah begitu saja, dengan campuran sambal kelapa. 
Mantaaaap. 

Monday, December 21, 2015

UBER, layanan “haram” tapi menarik dicoba

from google
“Maaf Pak, tidak ada uang pas?”
“Maaf Pak, tidak ada kembaliannya”

Bagi yang sering bepergian menggunakan taxi, dua kalimat di atas bisa jadi sering didengar, ya minimal untuk saya. Aktivitas bepergian yang lumayan sering, mengharuskan saya akrab dengan taxi, dan dua kalimat di atas, seringkali saya dengar.
Sebetulnya, saya yakin para sopir taxi mengatakan hal tersebut bukan secara sengaja, tetapi memang terpaksa. Siapa yang bisa mengira tarif akhir argonya pada saat kita turun? Atau karena tiba-tiba rute yang kita tempuh, menjadi sangat macet, yang berakibat argo berputar lebih cepat.
Dulu, setahu saya ada taxi yang menyediakan mesin EDC, sehingga kita bisa menggunakan kartu kredit untuk pembayaran, dan tidak ribet. Tapi sekarang, setiap kali naik taxi itu kok tidak pernah melihatnya lagi ya? Adapun di taxi merk lain, bisa menggunakan voucher. Masalahnya, kantor saya tidak bekerjasama dengan taxi merk tersebut, sehingga harus cash.
Baca juga:  masih relevankah punya mobil di Jakarta?
Akhir-akhir ini, saya memilih menggunakan layanan Uber, jasa yang masih “haram” di Jakarta karena aturan perundangan, tetapi saya rasa cukup menguntungkan untuk saya. Kenapa saya bilang menguntungkan?

Friday, September 18, 2015

Porsche World Road Show 2015 Indonesia



Pintu gerbang Porsche Road Show 2015

Tanggal 11 hingga 20 September 2015, Porsche, salah satu pabrikan super car di dunia, menggelar ajang Porsche world road show di Indonesia. Di acara tersebut, semua peserta berkesempatan mencoba performance berbagai varian Porsche, di semua medan, baik di sirkuit, hingga kemampuan off roadnya.
Dan, saya beruntung menjadi salah satu undangan untuk melibas sirkuit Sentul dengan Porsche!
Rabu, 16 September 2015, pukul 08.00 WIB, acara dimulai dengan registrasi ulang, sarapan, dan tepat pukul 09.00, acara pun dibuka. Dimulai dengan speech dari instruktur, lalu peserta pun dibagi menjadi empat kelompok, dengan masing-masing kelompok maksimal 10 peserta.

Thursday, July 16, 2015

Ngesti Pandowo, Pertunjukan Mengenang Masa Lalu

Adegan goro-goro
Tahun 1985 – 1989, hari Minggu pagi, bukanlah hari yang bebas untuk bermain, seperti layaknya anak SD pada umumnya, karena, saat itu saya harus berlatih menari di Wayang Orang Ngesti Pandowo. Saat itu, lokasinya masih di kompleks GRIS, di jalan Pemuda. Untuk yang belum tahu, kompleks GRIS adalah salah satu kompleks bersejarah di Semarang. Di kompleks tersebut, ada bioskop GRIS, di sebelah timur laut, Gedung Wayang Orang di tengah, dan soto GRIS di sebelah barat daya. Bangunan tersebut, sekarang sudah berubah menjadi Mall Paragon. Bangunan aslinya sudah tidak berbekas.

Wednesday, May 06, 2015

Bekasi – Citarik dengan sepeda lipat



Sejak Januari 2015, saya bertekad untuk sebisa mungkin menggunakan sepeda, kemana pun perginya. Kenapa? Alasannya akan saya tuliskan lain kali, biar blog ini isinya banyak. Nah, April ini kebetulan ada rencana outing kantor, yang bertempat di Citarik, Sukabumi. Sepertinya, bersepeda ke sana, adalah ide yang bagus.
Outing yang bertempat di Arus Liar, Citarik ini, apabila saya lihat dari google maps, jaraknya 170 an km dari rumah saya. Ditambah dengan kontur yang pasti lebih banyak naiknya, (Citarik terletak 353 meter dpl), membuat bersepeda ke sana menjadi opsi yang kurang tepat. Saya masih ingin mengikuti acara outing kantor, dalam keadaan sehat. Akhirnya, opsi yang paling tepat, diputuskan sepeda mix dengan naik kereta.
Karena akan naik kereta, sepeda yang akan saya pergunakan adalah sepeda lipat Polygon B2W kuning 20”. KAI hanya memperbolehkan sepeda lipat masuk gerbong, dan itu pun harus dalam keadaan terlipat!
Perjalanan dimulai pukul 10.00 WIB dari rumah di daerah Pondok Kopi, Bekasi. Gowes sepeda sampai stasiun Tebet, dilanjutkan dengan KRL jurusan Bogor.
Perjalanan Tebet – Bogor ditempuh sekitar satu jam, langsung menuju stasiun Paledang yang terletak di seberang jalan dari Stasiun Bogor, untuk mencetak tiket yang sudah dipesan secara online.
Tepat jam 1325 WIB, kereta berangkat.